8 Ikon Kecantikan yang Unik Terbilang Aneh, yang Masih ada Saat Ini, Salah Satunya ada Di Indonesia
Nikekuko - Di wilyah atau daerah, wanita yang memiliki kulit cerah, langsing dan berambut panjang mungkin dianggap biasa-biasa saja. Bahkan dibeberapa negara, ikon atau simbol kecantikan dibawah ini sungguh tak kita pernah bayangkan.
Tak seperti yang dipercayai jika wanita cantik dan seksi itu berambut panjang kulit mulus dan halus. Tapi tidak dinegara-negara yang kiita bahas dibawah ini jjustru sebaliknya, Cantik itu bukan yang putih mulus dan gllowing dan bertubuh seksi.
Melainkan wanita cantik itu adalah mereka yang tubuh gemuk, bibir lebar, telinga lebar, leher panjang seperti jerapah dan masih banyak lagi.
Banyak orang yang mengatakan bahwa "cantik itu relatif. Perkataan ini ada benarnya. Setiap orang punya persepsi standar kecantikan yang berbeda-beda. Nayatanya, di setiap wilayah di dunia mempunyai ikon yang ditonjolkan dalam kecantikannya tersediri.
Berikut ini ikon kecantikan teraneh diberbagai belahan dunia yang perlu kamu ketahui.
1. Telinga Lebar Bertindik dan Kepala Botak Ikon Kecantikan Masyarakat Kenya
Bukan kulit yang putih, rambut panjang, hidung mancung dan kaki mulus yang dijadikan patokan kecantikan di daerah Afrika. Disalah satu negara di Afrika, seorang wnita akan dikatakan cantik apabila punya bentuk telinga yang seakan robek, lebar dan bertindik.
Semakin lebar dan menggelembir telinga, maka semakin seksi dan cantik pula wanita tersebut.Ditambah kepala tanpa rambut atau botak
Oleh sebab itulah, hampir sebagian wanita disana yang memang ingin terlihat seksi di hadapan lawan jenis kan menggunakan berbagai cara untuk membuat telinga mereka menjadi lebar sekali denagan menggunakan gading gajah, duri dan batu sebagai alat tindik.
Perempuan Masai akan menghiasi dengan manik-manik dan perhiasan berwarna cerah.
2. Kaki kecil Ikon Kecantikan China Kuno
Kaki kecil merupakan simbol kecantikan bagi wanita yang diakui dan juga dijadiakan patoakan masyarakat, setidaknya simbol inilah yang masih dipercaya dan dianggap wajib punya oeh perempuan di sebuah daerah di China.
Diungkapkan semakin kecil kaki seorang perempuan, semakin cantik pula perempuan tersebut.
Karena itulah sedari kecil perempuan-permpuan di daerah ini akan terus mengikat kaki-kakinya dengan sebuah kain, lalu dibugkus dengan sepatu rapat-rapat.
Hal tersebut dilakukan agar kaki tidak tumbuh besar walau usianya terus bertambah. Sakit dan tidak nyaman sudah tentu menjadi resiko, namun namanya juga ingin dianggap cantik, pastinya semua resiko ditahan sendiri.
3. Leher Panjang di Myanmar
Wanita suku Kayan di Myanmar rata-rata menggunakan cincin kekuningan pada leher mereka. Tujuan menggunakan cincin kekuningan ini agar leher permpuan menjadi lebih panjang dari pada perempuan normal lainnya.
Menurut kepercayaan mereka, leher panjang adalah tanda keindahan dan kekayaan. Leher yang panjang juga dianggap mampu menarik perhatian kaum laki-laki.
Pengguna cincin tersebut mungkin terlihat menyiksa bagi wanita Kayan. Namun, pengguna cicin kuningan itu hanya meciptakan ilusi visual, sehingga leher wanita tampak lebih panjang. Wanita Kayan biasanya mulai mengenakan cincin pada usia empat atau lima tahun. Seiring bertambahnya umur maka bertambah pula cincin yang dipakai.
4. Oprasi Hidung di Iran
Di beberapa negara, oprasi plastik mungkin tidak lazim dilakukan. Berbeda di Iran, wanita di negara ini suka memamerkan hasil oprsi plastik mereka.
Perempuan yang menjalani operasi hidung biasanya bangga sampai mereka tidak igin melepaskan plaster meski sudah tidak membutuhkannya. Beberapa perempuan yang tidak menjalani operasi bahkan sengaja menempelkan plaster di hidungnya sebagai ikon kecantikan.
Alasan wanita Iran melakukan hal aneh tersebut karena tubuh dan rambut mereka umumnya ditutupi oleh kerudung. Oleh karena itu, mereka memperlihatkan sesuatu yang masih bisa dilihat orang lain, yaitu hidung.
5. Bibir Lebar di Ethiopia
Perempuan Mursi atau Suri di Ethiopia punya trradisi melebarkan bibir yang dianggap mampu menarik perhatian laki-laki. Pelebaran bibir biasanya dianggap sebagai bentuk mutilasi tubuh, tetapi bagi seorang perempuan Mursi merupakan bentuk kedewasan wanita dan menandakan bahwa Dia telah mencapai usia subur.
Sebelum melebarkan bibir, gigi depan, dan bawah perlu dihilangkan agar cakram kayu dapat dimasukan untuk meregangkan bibir.
Seperti peregangan telinga, cakram yang lebih besar akan diletakan seiring berjalannya waktu. Semakin lebar bibir, maka semakin besar pula keindahannya.
6. Tato di Selandia Baru
Perempuan Maori di Selandia Baru suka menghiasi tato di dagunya sebagai cara untuk maenarik pasangan. Tradisi ini dikenal sebagai Ta Moko.
Semakin penuh bibir perempuan Mauri ditato, maka mereka semakin indah dan cantik diangap oleh kelompok mereka. Tidak hanya perempuan, ternyata prianya suku Maori juga melakukan trdisi ini.
7. Telinga Panjang Suku Dayak, Kalimantan
Di sebuah di daerah Kalimantan dimana suku Dayak tinggal, menadi cantik adalah dengan memiliki telinga panjang yang menjuntai hinggga ke leher.
Tradisi menindik telinga bagi para wanita suku dayak ini dialukan dengan cara menggunakan anting logam atau emas yang jumlahnya terus menerus hingga membuat telinganya memanjang.
Penambahan anting ini dilakukan setiap satu tahun sekali, untuk mengetahui berapa usia perempuan suku dayak cukup denngan menghitung berapa banyak anting yang menghiasi telinganya.
Memiliki telinga panjang bagi mereka bertujuan untuk menunjukan identitas danusia, selain itu juga sebagai lamang bahwa mereka adalah keturunan bangsawan.
Strata sosial mereka akan semakin terangkat seiring banyaknya emas dan panjangnya telinga mereka.
8. Penutup Hidung Suku Apatani, India
Suku Apatani tinggal di lembah distrik Subansiri Bawah di timur laut India. Perempuan-perempuan Apatani terkenal sangat cantik dan dianggap paling cantik di antara suku Aruchan.
Sangking cantiknya mereka harus membuat diri mereka tidak menarik untuk perlindungan diri dari suku lain yang ingin merebut mereka. Dari sinilah mereka kemudian memakai penutup hidung dari colokan kayu besar yang dipasang di hidung mereka.
Aksesoris berwarna hitam ini dipakai sebagian besar perempuan tua suku lain, namun mengijak pertengahan abad kedua puluh kebiasaan ini mulai terkikis.