Mengenal Hujjah Madzhab Asy Syafi’i

Mengenal Hujjah Madzhab Asy Syafi’i

Nikekuko - Semua madzhab-madzhab fiqih dalam Islam sepakat bahwa Al Qur`an dan Sunnah merupakan rujukan dalam pengambilan istimbath atau kesimpulan hukum, disamping ada ijma’ dan qiyas yang digunaan oleh madzhab empat yang mu’tabar.

Dalam madzhab pula tidak hanya fuqaha’, mufassir dan muhaddits pun ikut serta dalam memberikan kontribusi dalam membangun madzhab. Dan dalam faktanya, para ulama mufassir dan muhaddits juga bermadzhab (baca, Ahlul Hadits “Ahlul Madzhab”)

Dengan demikian, dalil, baik Al Qur`an dan As Sunnah sudah menjadi kajian ulama madzhab sejak lama dan berkesinambungan sedangkan mereka adalah orang-orang yang memiliki otoritas di bidangnya hingga madzhab akhirnya terbangun kokoh di atas dalil-dalilnya.

Dan hasilnya, masing-masing madzhab memiliki produk yang berupa kitab-kitab yang menunjukkan dalil-dalil dari Al Quran dan As Sunnah yang menjadi pijakan  dalam madzhab.

Jika sebelumnya sudah dibahas mengenai kitab-kitab yang memuat dalil-dalil madzhab Hanafi (baca, Kenali Saudara-saudarmu Madzhab Hanafi) serta madzhab Maliki (baca, Tak Disebut Dalil, bukan berarti Madzhab Maliki Tak Berdalil), saat ini kita bahas hujjah madzhab Asy Syafi’i.

Al Umm, Kitab Hadits

Sejak mulai dari imam madzhab, kitab fiqih yang ditulis menyertakan dalilnya. Dalam hal ini, Al Umm karya Imam Asy Syafi’i, meski merupakan hasil ijtihad fiqih, namun disertakan di dalamnya dalil-dalil, baik Al Qur`an maupun Hadits serta dalil-dalil lainnya. Sedangkan hadits-hadits dan atsar yang tercantum merupakan periwayatan langsung Imam As Syafi’i yang bersambung hingga sahabat dan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam, hingga Syeikh Muhammad bin Jakfar Al Kattani menyebutnya dalam jajaran kitab-kitab hadits dalam Ar Risalah Al Mustatharrifah.

Ma`rifah As Sunan wa Al Atsar

Sedangkan Imam Al Baihaqi sendiri telah membukukan hujah-hujjah Sunnah dalam madzhab Asy Syafi`i dalam karya yang cukup besar yang berjudul Ma’rifah As Sunan wa Al Atsar yang kini dicetak dalam 15 jilid. Untuk kitab ini, Imam As Subki menjelaskan bahwa makna dari judul itu adalah Ma’rifah Asy Syafi’i bi As Sunan wa Al Atsar (pengetahuan Asy Syafi’i terhadap Sunah-sunah dan Atsar-atsar).

Mengenal Takhrij Dalil Madzhab As Syafi’i

Madzhab Asy Syafi’i sendiri memiliki banyak kitab fiqih yang menyertakan dalil, bahkan takhrij terhadap dalil-dalil Sunnah dalam kitab-kitab fiqihnya.

Dalam kitab-kitab tersebut, para penulisnya menjelaskan kedudukan asal hadits dan kedudukan derajatnya serta jawaban-jawaban terhadap kritikan madzhab lain terhadap hadits-hadits yang digunakan dalam pijakan madzhab. Diantara kitab-kitab takhrij dalam madzhab As Syafi’i adalah:

    Takhrij Syarh Al Kabir

Badr Al Munir, adalah kitab takhrij hadits-hadits Syarh Al Kabir karya Imam  Ar Rafi’i oleh Al Hafidz Ibnu Al Mulaqqin yang kini dicetak sepuluh jilid yang kemudian diringkas menjadi Khulashah Badr Al Munir, yang kemudian diringkas lagi menjadi Muntaqa Khulashah Badr Al Munir yang juga ditulis oleh Ibnu Al Mulaqqin.

Sang murid, Al Hafidz Ibnu Hajar Al Asqalani juga melakukan takhrij terhadap hadits-hadits Syarh Al Kabir yang bernama Talhis Al Habir.

Imam As Suyuthi juga memiliki karya yang berjudul Nasyr Al Abir yang juga merupakan takhrij terhadap hadits-hadits Syarh Al Kabir.

Dalam kitab-kitab tersebut, para penulisnya menjelaskan kedudukan hadits serta jawaban-jawaban terhadap kritikan madzhab lain terhadap hadits-hadits yang digunakan dalam pijakan madzhab.

Selain tiga nama di atas, sejumlah ulama Syafi’iyah juga menulis karya dalam takhrij hadits-hadits di Syarh Al Kabir, diantara mereka adalah Qadhi Al Qudhat Abu Umar bin Abdil Aziz Al Hamawi Asy Syafi’i, Badruddin Ibni Jam’ah Al Kinani Asy Syafi’i serta Badruddin Az Zarkasyi.

    Takhrij Al Wasith

Al Hafidz Ibnu Al Mulaqqin juga menulis karya mengenai takhrij hadits-hadits dalam kitab Al Wasith karya Imam Al Ghazali yang bernama Tadzkirah Al Ahyar.

    Takhrij Al Muhadzdzab

Dalam hal ini, Ibnu Al Mulaqqin juga memiliki karya takhrij hadits-hadits Al Muhadzdzab karya Imam Asy Syirazi.

    Takhrij Al Minhaj

Ibnu Al Mulaqqin juga melakukan takhrij terhadap-hadits-hadits dalam kitab Minhaj Ath Thalibin yang merupakan rujukan madzhab Asy Syafi’i muta’akhirin yang berjudul Tuhfah Al Muhtaj.

    Takhrij Al Ihya

Dalam madzhab Asy Syafi’i, Ihya Ulumiddin karya Al Ghazali juga menjadi rujukan penting, dan Al Hafidz Al Iraqi sendiri telah melakukan takhrij terhadap hadits-haditsnya. Sebagai tambahan, selain Al Iraqi, Al Hafidz Murtadha Az Zabidi juga melakukan takhrij terhadap Al Ihya, bahkan berhasil menunjukkan hadits-hadits yang Al Iraqi tidak mengetahui asalnya, meskipun Az Zabidi sendiri bermadzhab Hanafi.

Walhasil, ulama-ulama madzhab sudah lama mengkaji dalil-dalil mereka sedangkan mereka sendiri adalah para huffadz hadits, dan telah mengabadikan hal itu dalam kitab-kitab mereka. Tentu merupakan hal yang amat menyedihkan jika ada penuntut ilmu di zaman modern ini begitu tergesa-gesa menghakimi pendapat madzhab di saat belum memiliki pengetahuan tentang madzhab dan dalil-dalilnya secara maksimal. Mudah-mudahan kita tidak termasuk golongan tersebut. Wallahu Ta’ala A’la wa A’lam.