Mengenal "Suluk" Lebih Dekat

suluk
Ritual Suluk

NIKEKUKO.com - "Suluk" adalah sebuah ritual keagamaan yang dilaksanakan oleh sebagian umat muslim  disetiap momen tertentu yang menggunakan perhitungan jadwal bulan arab, yakni Ramadhan, Rabiul Awal dan Zulhijah.

Suluk adalah berdzikir terus-menerus mengingat Allah SWT, meninggalkan pikiran dan perbuatan duniawi, Suluk atau dzikir ini merupakan pengajian ilmu dari Tarekat Naqsyabandiyah yang telah berkembang pesat di dunia.

Biasanya Suluk sangat menonjol dan sangat banyak dilakukan di saat memasuki bulan puasa Ramadhan, biasanya mayoritas peserta suluk adalah masyarakat yang sudah berusia lanjut, namun tidak ada aturan juga yang membatasi.

Ajaran Suluk sebenarnya merupakan amalam ulama terdahulu yang merupakan para ulama Sufi yang secara turun temurun diwariskan kepada mursyid yang telah mendapat tariqah/ ijazah.

Kegiatan amalan juga dilalaksanakan biasanya di pasantren-pasantren tradisional (salafi).

Jamaah suluk di bulan puasa Ramadhan ada yang mengambil 10 hari di awal puasa, ada yang mengambil 20 hari puasa, ada pula yang mengambil satu bulan penuh puasa Ramadhan, tergantung kemauan dari seorang yang akan Suluk, selama Suluk jamaah tidak dibenarkan pulang.

Saat pertama kali masuk Suluk, jamaah atau secara invidu akan di ikrar mengikuti semua aturan dan ketentuan selama Suluk oleh guru tariqah, dari sanalah di mulai  amalan sufi dilaksanakan oleh peserta Suluk.

Beberapa aturan dalam suluk yakni, tidak boleh mengkonsumsi segala jenis makanan yang berdarah, termasuk makanan siap saji dengan bahan baku protein dan hewani, semuanya serba makanan halal dan alami.

Kegiatan mereka selama suluk, tidak terlepas dari semua kegiatan ritual agama, seperti shalat lima waktu berjamaah dan dilanjutkan dengan shalat sunat dan ditutup dengan yang disebut Tawajjuh, yakni ibadah khusus berjamaah.

Karena ada adab yang juga mengatur hal demikian, salah satunya tidak dibenarkan jamaah suluk duduk bercerita urusan duniawi, ibadah mereka pun lebih banyak menyendiri di kamar/ bilik, jamaah berkumpul hanya pada saat jam shalat jamaah.

Jamaah suluk menggenakan sorban yang tidak hanya menutupi kepalanya, tapi juga membalut wajah-wajah mereka, duduk bersila dengan posisi kebalikan dari duduk tahyat akhir shalat.

Ibadak Tawajjuh ini dilaksanakan secara berjamaah setiap selesai shalat lima waktu dipimpin oleh Mursyid atau guru pimpinan dayah, walau pun berjamaah tetapi posisi mereka tetap terasing sampai tidak mendengar suara apapun dari orang di dekatnya.

Selama ritual zikir dalam qalbu (hati) semua jamaah menggenakan surban menutup seluruh tubuh dan jamaah berzikir secara sir (dalam hati) tergantung tingkat zikir yang telah diberikan oleh guru.

Selain menjalan kegiatan rohani, jamaah suluk juga memiliki kegiatan jasmani setiap pagi selepas kegiatan ibadah, seluruh jamaah bergotong royong bersama.