Sejarah Selir dan Kasim di Harem Kaisar Tiongkok, Hidup Seperti Hukum Rimba

 

Sejarah Selir dan Kasim di Harem Kaisar Tiongkok, Hidup Seperti Hukum Rimba
Gundik-dan-Selir-Kaisar-Cina-ilustrasi.jpg

NIKEKUKO - Dalam masyarakat Aztec, setiap anggota kaum bangsawan wajib memiliki selir sebanyak-banyaknya, semampu mereka.

Harem jadi bagian dari para penguasa masa lalu. Firaun Mesir kerap mewajibkan para gubernur untuk mengirim gadis cantik untuk dijadikan hamba sahaya. Pada Montezuma II, penguasa Aztec dari Meksiko, dikabarkan memiliki 4.000 selir.

Sementara itu, Raja Kashyapa dari Sigirya di Sri Lanka memiliki 500 perempuan di haremnya.

Harem bukan soal syahwat belaka. Pada masa lalu, dianggap suatu kehormatan besar bagi perempuan yang menjadi bagian dari harem sang penguasa. Hal itu juga berlaku untuk para para kaisar China.

Sebab, tugas mereka tak cuma memimpin negara, para penguasa Tiongkok juga wajib memastikan kelanjutan dinastinya.

Caranya, dengan memproduksi keturunan lelaki. Untuk tujuan itulah, para perempuan terpilih ditempatkan di harem atau dalam bahasa setempat disebut hougong - berasal dari kata hou-kung yang secara harfiah berarti 'istana belakang'.

Istilah itu merujuk ke bagian istana yang diperuntukkan bagi permaisuri kaisar China, selir, hamba perempuan, dan orang-orang kasim. Seperti dikutip dari situs Ancient Origins,di dalam harem berlaku hierarki, meski tak ajek karena berubah sesuai zaman. Tetapi, pada dasarnya ada tiga tingkatan di dalamnya, permaisuri, selir resmi (consort), dan selir biasa.

Permaisuri (Huanghou) atau istri resmi kaisar ada di puncak hierarki. Para ratu adalah perempuan paling dihormati dan dipuja di seluruh Tiongkok. Karena posisinya yang terhormat, ia dijuluki 'ibu dunia'.

Di dalam harem, hanya dua sosok yang kedudukannya lebih tinggi dari permaisuri: kaisar dan ibu suri. Sementara lainnya wajib tunduk pada titahnya. Ada pelanggaran bisa berarti mati.

Selain permaisuri juga ada empress dowager -- janda kaisar yang diberi pangkat tersebut. Yang paling terkenal dari mereka adalah Cixi dari Dinasti Qing dan Wu Zetian dari Dinasti Tang.

Wu Zetian kemudian bahkan jadi perempuan pertama yang jadi Kaisar China.

Di bawah permaisuri ada para consort atau selir resmi. Jumlah dan ranking mereka berbeda-beda tergantung dinasti yang berkuasa.

Selama Dinasti Qing, misalnya, harem kekaisaran memiliki satu Imperial Noble Consort (Huang Guifei), dua Noble Consort (Guifei), dan empat Consort (Fei).

Tak hanya itu, para kasim yang melayani para perempuan milik raja juga menjadi bagian tak terpisahkan dari harem.

Menurut Ritus Zhou, seorang kaisar bisa memiliki hingga 9 selir tinggi, 27 selir menengah, dan 81 di peringkat rendah.

Tetapi, selama Dinasti Han (206 SM - 220 M), tak ada batas berapa selir yang bisa dimiliki kaisar.

Pada saat pemerintahan Kaisar Huan dan Kaisar Ling, dikabarkan ada lebih dari 20.000 perempuan yang hidup di Kota Terlarang.

Lantas, untuk memastikan bahwa setiap anak yang lahir di harem adalah keturunan kaisar, pria dilarang keras memasuki kompleks istri-istri sang penguasa. Tanpa pengecualian adalah para kasim yang telah dikebiri.

Selama sejarah Kekaisaran China, kasim bertugas melayani keluarga kerajaan, termasuk sebagai pembantu di harem.

Walaupun statusnya adalah hamba biasa, namun, kasim bisa mendapatkan posisi penting juga kekayaan dengan melibatkan diri dalam politik harem.

Selama Dinasti Ming (1368-1644), dikabarkan ada 100.000 kasim yang melayani kaisar dan
haremnya.

 Persaingan Sengit Para Gundik

Selama Dinasti Ming (1368-1644 Masehi), diterapkan sistem resmi untuk memilih para selir yang akan masuk ke harem kaisar.

Proses pemilihan akan dilakukan di dalam Istana Terlarang atau Forbidden City setiap tiga tahun.
Para kandidat, yang berusia 14 sampai 16 tahun dipilih berdasarkan latar belakangnya, kebajikan, perilaku, karakter, penampilan, dan kondisi tubuh.

Harem dipenuhi banyak perempuan, dengan kepentingan masing-masing, drama persaingan tak terelakkan. Mereka berebut mendapatkan perhatian sang kaisar. Tentu saja, posisi sebagai permaisuri jadi incaran. Bisa melahirkan putra raja dianggap bonus terbesar.

Tak jarang, selir yang ambisius berkomplot dengan para kasim untuk menyingkirkan lawan. Sebagai imbalan, para kasim yang dianggap berjasa akan mendapatkan jabatan penting.

Taktik harem seperti itu sering terjadi dalam sejarah China. Misalnya, selama Dinasti Tang, salah satu selir resmi Kaisar Gaozong adalah Wu Zetian.  Dari  legenda, Wu Zetian tega membunuh anaknya yang baru lahir dan melemparkan kesalahan pada Permaisuri Wang. Pada akhirnya, sang permaisuri di dicopot dari jabatannya dan Wu Zetian kemudian menggantikannya.

Tetapi, tak semua harem jadi ajang konflik dan konspirasi. Kaisar Huangdi -- yang punya reputasi semi-mistis  konon punya empat selir yang tak dipilih berdasarkan kecantikan melainkan kompetensi.Selir keduanya dikisahkan sebagai penemu masakan dan sumpit. Lainnya dipercaya sebagai penemu sisir.

Bersama empat selirnya, Kaisar Huangdi memerintah China.


Berpesta riang gembira, perjamuan tiada pernah berhenti,
musim ke musim berpesiar, malam ke malam bermesraan.
Di istana belakang yang rupawan ada tiga ribu orang,
tiga ribu kasih sayang ditumpahkan dalam satu badan.
Selesai berias di rumah emas jelita menanti hadirnya malam,
usai berpesta di menara kumala, mabok memadu musim semi.

Pada syair di atas adalah bait ke 3 dari puisi epik terkenal  berjudul Chang Hen Ge (Lagu Kesedihan Abadi), karya sastrawan besar Bai Juyi (772-846) yang hidup di masa Dinasti Tang.  Puisi yang ditulis tahun 809 M itu menceritakan besarnya cinta Kaisar Xuanzong kepada selir bernama Yang Guifei (719-756). Yang Guifei atau Yang Yuhuan disebut-sebut salah satu dari empat wanita tercantik di Tiongkok.

Sedangkan Yang Guifei tidak ramping dan langsing, namun wajahnya yang teramat cantik membuat Kaisar Xuanzong jatuh cinta.  Awalnya, Yang Guifei adalah menantu Sang Kaisar karena ia menikah dengan putra kaisar bernama Pangeran Shou.  Setelah melalui berbagai cara, akhirnya Yang Guifei naik derajat menjadi selir terkasih sang Kaisar.  Perjuangannya itu tentu  menyingkirkan ribuan selir lainnya.

Puisi di atas secara utuh menceritakan kepedihan Kaisar Xuanzong karena nasib Yang Guifei akhirnya  berakhir tragis. Ia menerima hukuman mati dengan cara digantung dengan selendang putih. Penyebabnya adalah akibat dari pemberontakan Anshi yang di letupkan oleh An Lushan yang membuat Kaisar menyingkir dari istananya. An Lushan menuntut kaisar untuk membunuh Perdana Menteri Yang Guozhong dan Yang Guifei yang dikenal korup, kolusi dan nepotis.  Akhirnya kaisar terpaksa mengabulkan tuntutan itu dan Yang Guifei menerima kematiannya itu tanpa sakit hati.

Kisah mereka berdua teramat populer dan menjadi inspirasi karya-karya seni  di masa-masa berikutnya.  Namun yang menarik dari kisah itu adalah dinamika dunia selir dalam kehidupan istana.  Di kekaisaran Cina, salah satu tugas penting bagi kaisar adalah memastikan kelanjutan dinasti  secara turun temurun. Hal itu dapat dicapai  dengan memproduksi ahli waris laki-laki. Untuk tujuan ini, para kaisar Cina Kekaisaran menyimpan selir wanita yang sangat banyak.  
 

Berapakah jumlah selir kaisar? cuplikan kalimat puisi diatas menjadi gambaran jumlah elir Kaisar Xuanzong : Di istana belakang yang rupawan ada tiga ribu orang, tiga ribu kasih sayang ditumpahkan dalam satu badan.  Dua kalimat puisi tersebut begitu dramatis. 3000 wanita adalah selir  yang menumpahkan kasih sayang pada satu tubuh Sang Kaisar. Dan bukan hal yang mudah mengatur 3000 wanita untuk mendapat gilirannya seranjang dengan kaisar.  

Untuk itu ada hierarki yang berlaku di dunia selir yang sudah  berlangsung ribuan tahun. Secara umum ada tiga peringkat  yang menunjukan posisi  para wanita pendamping  kaisar, yaitu permaisuri utama, permaisuri (janda), dan selir. Permaisuri utama adalah istri resmi kaisar, puncak hirarki sebagai wanita yang paling tinggi pengaruh dan posisinya setelah kaisar dan ibu suri (ibu kaisar). Permaisuri simbol dari kehormatan sang kaisar, puncak dari ibu dunia.

Demikian pula posisi permaisuri yang sudah menjanda, karena sumainya meninggal ia memiliki kedudukan yang tinggi.  Contoh beberapa janda permaisuri yang terkenal diantaranya Wu Zetian dari Dinasti Tang. Posisi setelah permaisuri dan janda permaisuri adalah selir. Dengan jumlah dan pangkat permaisuri berbeda-beda menurut dinasti yang berkuasa.  Di masa Dinasti Qing misalnya, harem kekaisaran akan memiliki satu Permaisuri utama yang didampingi oleh 6 permaisuri  pendamping dan sisanya adalah selir.

Masing-masing kaisar Cina memiliki jumlah selir berbeda-beda. Menurut Ritus Zhou, yaitu buku yang berisi  teori organisasi, etika dan upacara yang dijadikan rujukan bagi birokrasi  menuliskan bahwa seorang kaisar dapat memiliki hingga 9 selir peringkat tinggi, 27 selir kelas menengah dan 81 selir peringkat rendah.  Namun hal itu tidak berlaku dimasa   Dinasti Han (206 SM – 220 M) yang tidak membatasi  jumlah selir. Bahkan  ketika Kaisar Huan dan Kaisar Ling memerintah ada lebih dari 20.000 wanita yang tinggal di Forbidden Kota. Bahkan Pada zaman Dinasti Tang yaitu masa raja Ming Huang (712-742 M) mempunyai 40.000 selir.

Ketika Dinasti Ming (1368-1644 M) berkuasa pemilihan selir dilakukan melalui seleksi resmi yang dilakukan di Kota Terlarang setiap  tiga tahun sekali.  Beberapa syarat bagi calon selir yaitu  berusia 14 hingga 16 tahun dan dipilih berdasarkan latar belakang, kebajikan, perilaku, karakter, penampilan, dan kondisi tubuh mereka. Namun tidak semua kaisar Cina memilih kecantikan sebagai syarat utama.  Kisah Kaisar Huang Ti misalnya, ia menentukan permaisuri berdasarkan kecakapan dan kecerdasannya.

Jabatan lainnya yang dapat tinggal bersama selir adalah kasim yang dijabat oleh pria. Kasim adalah pria yang dikebiri dan impoten sehingga  bisa melayani para selir kaisar. Walau tugas utamanya melayani para wanita kaisar, namun banyak dari kasim yang menduduki jabatan penting dalam politik sehingga mampu memegang kekuasaan dan kekayaan. Selama Dinasti Ming (1368–1644), ada 100.000 kasim yang melayani kaisar dan haremnya.

Kasim dan selir yang tinggal di harem tidak lepas dari intrik politik untuk mendapatkan pengaruh yang lebih tinggi. Hal itu disebabkan persaingan yang tinggi antara sesama selir yang jumlahnya ribuan. Setiap selir memiliki cita-cita menjadi permaisuri dan melahirkan anak kaisar.  Untuk mencapai tujuan itu banyak kisah intrik dan persekongkolan antara kasim dan selir dalam menyingkirkan saingan-saingannya di dalam harem.

Salah satu intrik yang terkenal adalah yang dilakukan oleh Wu Zetian. Ia adalah salah satu selir Kaisar Gaozong dari Dinasti Tang. Wu Zetian tega membunuh anaknya yang baru lahir melalui suruhanya. Ia kemudian menyalahkan permaisuri kaisar. Hasil dari intriknya maka permaisuri diturunkan dan Wu Zetian menjadi permaisuri baru.

Walau kehidupan selir bergelimang kemewahan dan kemuliaan, di sisi lain ribuan wanita kaisar memiliki beban batin yang berat. Terutama dari sisi kebutuhan seksual.  Dari ribuan orang selir, rata-rata hanya ratusan selir yang ditiduri oleh Kaisar.  Dalam mengatur pembagian tugas melayani kaisar, seorang penasehat kerajaan yang bertugas menetapkan jadwal ‘ngamar’  selama  15 malam. Dan kaisar harus meniduri 121 perempuan,  yang mencakup  Permaisuri, 3 pendamping senior, 9 istri, 27 selir, 81 budak perempuan (dayang). Semuanya itu tentu tak sebanding bila selir kaisar mencapai ribuan.

Didalam melayani semuanya seorang kaisar memerlukan stamina yang prima setiap malam. Oleh karena itu berbagai ramuan spesial selalu diupayakan agar membuat kaisar tetap “greng”.  Meskipun hidup dalam kemewahan namun sesungguhnya mereka hidup dalam sangkar emas yang ditaruh di relung kesepian. Adakalahnya, selir akan menemui nasib menyedihkan ketika kaisar meninggal. Sampai mereka akan dikorbankan dan dikubur hidup-hidup, untuk bergabung dengan tuan mereka di akhirat.