Konsep Dasar Perubahan

manajemen perubahan

 

"Nothing changes except the change itself, Everything changes except change, All things are flowing, Change or die"

Jika diterjemahkan secara bebas ke dalam bahasa Indonesia, ungkapan- ungkapan di atas akan berbunyi,.."didunia ini tidak ada yang tidak berubah kecuali perubahan itu sendiri", "semuanya berubah hanya satu yang tidak berubah yaitu perubahan", " tidak ada satupun yang tetap diam, semuanya selalu bergerak mengalir" dan " berubah atau mati".


Itulah ungkapan-ungkapan populer tentang perubahan. Ungkapan tersebut diantaranya datang dari seorang filosof Yunani yang bernama Heraclitus (544- 483 SM) yang hidup sekitar 500 tahun sebelum masehi. Ucapannya menyebabkan Heraclitus dikenal sebagai filosof perubahan (Muller-Merbach, 2006). Ungkapan Heraclitus tersebut menunjukkan bahwa perubahan merupakan fenomena hidup dan kehidupan manusia yang tidak bisa dihindari. Siapapun akan terlibat dalam perubahan, suka atau tidak dikenhendaki atau tidak.


Sementara itu filosof China, Zhuangzi, mengatakan bahwa kita ini hidup di dalam dunia sedang mengalami perubahan dan akan terus berubah tanpa pernah diketahui oleh siapapun kapan perubahan itu dimulai dan kapan akan berhenti (Wang, 2000). Perubahan akan terus terjadi dimana-mana sejak dulu sampai sekarang. Bahkan dewasa ini perubahan terjadi dengan akselerasi yang semakin tinggi, baik secara mikro maupun makro, baik pada skala lokal maupun regional, baik pada tataran nasional maupun global.


Demikian juga perubahan bukan hanya melibatkan individu tetapi juga kelompok dan organisasi, bukan hanya pada dunia bisnis tetapi juga birokrasi pemerintahan. Di samping itu, perubahan bukan hanya terjadi pada lingkungan internal tetapi juga eksternal. Pada lingkungan eksternal, perubahan bukan hanya terjadi pada sektor ekonomi tetapi juga politik, sosial, budaya dan teknologi. Bisa dikatakn manusia hidup dalam lingkungan yang sedang berubah, serba berubah dan akan terus berubah.


manajemen perubahan
ilustrasi perubahan

 

Yang lebih menarik lagi, pola perubahannyapun, tidak luput, mengalami perubahan. Tidak seperti pada masa lalu yang pola perubahannya seolah-olah mengikuti irama langgam atau simfoni atau aliran sungai yang tenang, mudah diprediksi, pelan tapi pasti, sekarang layaknya air bah, musik jazz dan rock n roll, perubahan sering kali terjadi secara mendadak tidak ditandai oleh sinyal-sinyal yang jelas, begitu dinamis, bergejolak, radikal dan tidak menentu. Lingkungan tiba-tiba berubah tidak menentu bahkan menjadi semakin ruwet (Messy) mengarah pada kondisi keos (chaotic). Siapa menyangka misalnya harga minyak dunia tiba-tiba meroket mendekati $US 150 per barel hanya dalam hitungan bulan dan kemudian turun lagi dalam hitungan bulan juga. Siapa menyangka China yang semula begitu gigih menjaga sistem ekonomi sosialisme sekarang menjadi kekuatan ekonomi baru yang berkiblat pada kapitalisme. IBM hampir saja kolaps gara-gara perubahan teknologi dari mainframe ke personal komputer.


Dengan hiruk-pikuk perubahan seperti digambarkan di atas pertanyaannya suda bukan lagi perlu atau tidak, siap atau tidak kita mengikuti perubahan, Pertanyaanya menjadi apakah kita akan berpartisipasi dalam arus perubahan dan bahkan secara aktif menginisiasi proses perubahan, atau apakah kita sekedar menjadi target perubahan itu sendiri. Jawabannya jelas, kita pasti akan terlibat dalam perubahan dan kalau tidak beruntung kita akan terseret dan terombang-ambing pada arus perubahan. Artinya kita harus berhati-hati dalam pusaran perubahan tersebut karena perubahan tidak berujung dan tidak berpangkal, dan seperti putaran gasing begitu cepat sehingga perubahan sering kali menguras energi dan perhatian dan tentu saja sangat melelahkan.