Mengapa Kelinci dan Tikus Selalu Jadi Hewan Percobaan?

 

Mengapa Kelinci dan Tikus Selalu Jadi Hewan Percobaan?

Nikekuko.com - Hampir setiap ilmuwan sering menggunakan hewan untuk melakukan uji coba—khususnya uji coba obat-obatan untuk melihat hasilnya, sebelum digunakan pada manusia. Dalam hal itu, salah satu hewan yang sering digunakan sebagai bahan percobaan adalah kelinci.

Dengan pertimbangan pemilihan kelinci dan tikus sebagai objek percobaan adalah karena hewan itu relatif bersih, dan mudah dibiakkan. Dari situlah kemudian munculnya istilah kelinci dan tikus percobaan.

 

Cepat Berkembang Biak


Selain kelinci, tikus juga menjadi hewan yang sering digunakan dalam percobaan di laboratorium, sehingga muncul pula istilah tikus lab.Disebabkan Tikus dan Kelinci cepat berkembang biak.

 
Hewan Jinak

Sangat repot jika peneliti harus berinteraksi dengan hewan ganas di dalam laboratorium.

Bisa-bisa hewan tersebut menyakiti para peneliti dan justru lepas dan merusak alat-alat di dalam laboratorium. Berbeda dengan tikus dan kelinci, sebagian besar jenis tikusdan kelinci  termasuk hewan yang lembut dan jinak sehingga mudah ditangani peneliti.

National Human Genome Research Institute, AS, mengatakan tikus untuk penelitian harus berasal dari spesies ras yang sama.

 

Karakteristiknya Mirip Manusia

Untuk meneliti masalah kesehatan seperti diabetes obesitas, kanker, dan penyakit jantung, para peneliti pun menggunakan tikus dan kelinci dalam percobaannya.

Ini karena tikus dan kelinci memiliki karakter biologis dan tingkah laku yang mirip dengan manusia. Selain itu, struktur gennya pun mirip dengan manusia.

Kemiripan inilah yang membuat hasil percobaan menggunakan tikus menjadi lebih akurat jika ingin disesuaikan dengan manusia.

 

Harganya yang Murah

Harga jual tikus termasuk murah, ini dapat membantu peneliti menghemat biaya penelitian. Apalagi jika membutuhkan tikus yang banyak dalam percobaannya.


Ini sebabnya mengapa tikus disebut sebagai hewan yang tidak akan terancam punah. Selain itu, usia tikus memang tidak lama. Hanya sekitar dua sampai tiga tahun.


Struktur Tubuhnya Mudah Dipahami

Hampir 95 persen laboritorium, menggunakan tikus sebagai bahan percobaannya karena hewan ini memilki struktur tubuh yang mudah dipahami.
 

Contohnya, perubahan pada struktur anatomi, fisiologi, dan genetikanya. Perubahan tersebut, mudah juga untuk dianalisis dan diteliti.


Sebetulnya, hewan yang memiliki struktur genetika paling dekat dengan manusia adalah primata, karena diperkirakan lebih dari 90 persen struktur genetika mereka mirip manusia. Karenanya, monyet juga sering dijadikan objek uji coba di laboratorium.

Akan tetapi, penggunaan monyet atau primata lain yang memiliki struktur gen mirip manusia banyak mendapat tentangan, karena secara moral dianggap tidak etis. Dari itu juga, faktor pelestarian mereka yang hampir punah.