Taubatnya Wanita Pemakan Jantung Paman Nabi Muhammad ﷺ

 

Taubatnya Wanita Pemakan Jantung Paman Nabi Muhammad ﷺ

Nikekuko.com - Pada zaman jahiliyah dikisahkan seorang wanita yang sangat berpengaruh di kota Mekah bernama Hindun binti Utbah.
Wanita itu bernama Hindun binti Utbah. Dia merupakan seorang wanita yang dikenal dengan julukan ‘Akilatul Kidbah’ atau si pemakan hati.

Waktu perang Uhud, Hindunlah yang telah merobek perut dan dada Hamzah bin Abdul Muthalib, paman Rasulullah. Ia memakan hati Hamzah karena dendam kesumat terhadap Hamzah karena telah membunuh suaminya di perang Badar. Dendam kesumat mengubahnya menjadi wanita jahat dan bengis.
Hindun adalah istri Abu Sufyan. Dia adalah wanita yang fasih bicaranya, pemberani, kuat, berjiwa besar, pemikir, penyair dan sangat bijak.

Putra Hindun yang bernama Muawiyah bin Abu Sufyan mengatakan bahwa ibunya adalah sosok wanita yang berbahaya di masa jahiliyah namun menjadi sosok yang baik lagi mulia ketika beliau masuk Islam.
 

Saat perang perang Badar al-Kubra, ayah Hindun, paman dan saudaranya terbunuh. Hal ini menumbuhkan dendam dihati Hindun. Hindun bahkan bernazar akan mengunyah jantung pembunuh keluarganya itu.

Ketika perang Uhud, Hindun binti Utbah memerankan juru perang yang sangat handal. Dia bersama suaminya, Abu Sufyan yang menjadi pemimpin perang saat itu.

Hindun mengobarkan semangat perang bersama kaum wanita musyrikin lainnya sambil memukul rebana dan bersyair.

Sebelum perang dimulai, Hindun menyuruh budaknya yang bernama Wahsyi untuk membunuh sayyidina Hamzah bin Abdul Muthalib karena ingin membalaskan dendam atas kematian ayah, paman dan juga saudaranya.

Jika Wahsyi berhasil maka Hindun akan menjanjikan kemerdekaan untuk budaknya itu. Api permusuhan senantiasa berkobar didadanya, "Wahai abudasman obatilah aku, sembuhkanlah luka hatiku," ujar Hindun pada Wahsyi.

Di dalam perang Uhud Hamzah bin Abdul Muthalib bertugas membawa bendera perang sementara Wahsyi terus menerus mengintainya.

Paman Nabi Muhammad ﷺ yakni Hamzah berperang dengan pedang sambil memegang bendera hingga puluhan anak panah menancap ditubuhnya.

Wahsyipun mendapatkan kesempatan untuk melemparkan tombaknya yang tajam dan langsung menembus pinggang bagian bawah Hamzah.

Hamzah gugur dan sahid karena membela Islam dan setia kepada Rasulullah SAW. Wahsyi memberitahukan Hindun bahwa tugasnya telah berhasil dilaksanakan.

Hindun segera menghampiri jenazah Hamzah, dia memotong hidung dan kedua telinga Hamzah. Hindun kemudian merobek dada Hamzah, mengambil jantung dan kemudian mengunyahnya.

Hanya saja Hindun tak kuasa menelannya maka dia meludahkannya kembali. Hindun kemudian naik ke atas bukit penuh rasa puas dan berteriak dengan suara lantang:

"...Telah terobati dendamku kepada Hamzah di perang Uhud, hingga kuambil jantungnya dengan merobek perutnya. Sirna sudah rasa sakit dihati dari kegundahan yang tiada terperi."

Usai perang Rasulullah SAW melihat satu persatu sahabatnya gugur di medan perang. Ketika menemukan jenazah Hamzah bin Abdul Muthalib, Rasulullah SAW meneteskan air matanya.

Rasulullah SAW dengan mata kepalanya sendiri melihat ada puluhan anak panah menancap di tubuh pamannya.Yang lebih menyedihkan adalah pada dada sang paman terdapat lubang yang menganga.

Ternyata  lubang tersebut bukan karena luka perang tapi ada yang dengan sengaja merobeknya. Apa lagi dengan jantung yang tidak lagi terlihat disana.

Ketika  itu Rasulullah SAW benar-benar marah pada orang yang memperlakukan pamannya dengan keji, beliau berjanji akan membalas dengan pembalasan yang sepadan. Sehingga Allah swt berfirman:
"Dan jika kamu membalas, maka balaslah dengan (balasan) yang sama dengan siksaan yang ditimpakan kepadamu. Tetapi jika kamu bersabar, sesungguhnya itulah yang lebih baik bagi orang yang sabar." (Q.S: An-Nahl: 126)

Pada saat Fathu Makkah Rasulullah SAW bersama sepuluh ribu pasukan yang bergerak dari Madinah menuju Makkah berhasil menguasai Mekah secara keseluruhan tanpa pertempuran darah sedikitpun.

Peristiwa ini dikenal juga sebagai pembebasan kota Mekah dimana dihancurkannya berhala yang ada di dalam dan sekitaran Ka'bah.

Bertepatan dengan itu pula Abu Sufyan (suami Hindun) kembali bersama Rasulullah SAW dan menyatakan dirinya telah masuk Islam dihadapan kaum kafir Qurais.

Hindun berdiri dan menjambak jambang Abu Sufyan, "seburuk-buruknya pemimpin suatu kaum adalah engkau," ujar Hindun kepada suaminya.

Abu Sufyan menimpali, barang siapa masuk kerumah Abu Sufyan maka ia aman. Lalu bagaimana mungkin rumahmu bisa menampung kami semua kata orang Qurais.

"Barangsiapa menutup pintu rumahnya ia aman, barangsiapa masuk ke mesjid dia aman." Abu Sufyan menambahkan. Lalu seketika itu orang-orang kafir Qurais berpencar ke rumah dan ke mesjid.

Hari kedua setelah Fathu Makkah, Hindun berkata kepada Abu Sufyan bahwa ia ingin mengikuti Muhammad SAW.

"Sungguh kemarin aku melihat engkau sangat benci kepada Muhammad SAW? tanya Abu Sufyan."

"Demi Allah, aku belum pernah melihat Allah swt disembah di dalam mesjid dengan sebenar-benarnya sebagaimana yang aku lihat kemarin malam, mereka sholat, berdiri, ruku dan sujud," jawab Hindun.

Setelah hari itu Hindun memeluk Islam. Semakin hari semakin bertambah keimanannya dan membawanya berjihad bersama kaum muslimin.

Hindun dan suaminya, Abu Sufyan ikut serta dalam perang Yarmuk yang terkenal.