Psikopat dan Sadisme, Mana yang Lebih Berbahaya?

 

Psikopat dan Sadisme, Mana yang Lebih Berbahaya?

Nikekuko.com - Dari keduanya, mana yang lebih berbahaya?  Sama-sama termasuk dalam gangguan kepribadian, apa sih perbedaan psikopat dan sadisme?

Psikopat maupun perilaku sadisme memang menyeramkan. Sebab, percaya atau tidak, mereka yang memiliki kepribadian psikopat atau sadisme memang ada di kehidupan nyata, atau mungkin di sekitar Anda.

Sesungguhnya, apa perbedaan dari kedua gangguan kepribadian tersebut? Selanjutnya, mana yang lebih berbahaya?

Mengenal Psikopat dan Sadisme Lebih Dalam


Agar tidak keliru apalagi terbolak-balik, yuk kita kenali lebih dalam gangguan mental psikopat dan sadisme.

    Psikopat

Psikopat atau yang secara medis dikenal dengan kepribadian antisosial merupakan gangguan kepribadian yang ditandai dengan kurangnya empati pada orang lain.

Dilansir dari beberapa sumber psikopat masuk ke dalam gangguan kepribadian yang perilaku emosionalnya bisa mengganggu relasi dengan orang lain.

Penderita gangguan ini juga cenderung tidak memiliki rasa bersalah dan takut untuk melakukan tindak kriminal.

Misalnya, seorang psikopat bisa saja membunuh orang lain tanpa sebab, tanpa rasa empati, tidak muncul rasa puas ketika menyakiti orang lain, dan tidak memiliki rasa bersalah saat menyakiti orang lain,” ujar Ikhsan.

Untuk menentukan seseorang memiliki  kepribadian psikopat atau tidak, perlu dilakukan serangkaian tes. Salah satunya disebut dengan The Hare Psychopathy Checklist.

Dijelaskan, diagnosis dalam tes ini dilakukan berdasarkan diagnostic and statistical manual of mental disorder.

Tes ini dilakukan untuk mengetahui kondisi mental seseorang yang melakukan tindak kriminal apakah cenderung psikopat. Dari itu, ada beberapa gejala psikopat, yaitu:

    1. Sering berkata bohong.
    2. Senang menjadi pusat perhatian banyak orang.
    3. Bersikap dan berkata kasar.
    4. Tidak punya empati dengan orang lain.
    5. Bersikap egois dan ingin menang sendiri tapi mempedulikan orang lain.
    6. Tidak punya rasa malu.
    7. Tidak punya rasa bersalah.
    8. Sering menyalahkan orang lain atas kesalahan yang dipunyai.
    9. Berhati dingin.
    10. Punya emosi yang sangat tidak stabil.
    11. Pintar memanipulasi orang sekitar.
 

Paktanya, seorang psikopat cenderung memanipulasi korbannya. Jadi mereka bertindak sangat ramah terlebih dahulu sampai nantinya para korban jadi jatuh hati. Setelah itu, barulah mereka beraksi.

    Sadisme

Serupa dengan psikopat, sadisme adalah gangguan kepribadian yang membuat seseorang merasa senang dan sangat puas ketika melihat orang lain kesakitan/menyakiti orang lain.
 

Perilaku sadisme itu merasakan kepuasan ketika kita menyakiti atau melukai orang lain, bahkan menyadari bahwa si korbannya merasakan sakit. Sehingga  dirinya sangat menikmati ketika orang lain menangis, meminta tolong, bahkan berteriak kesakitan. Serupa dengan psikopat, orang dengan sadistik tidak punya rasa empati ketika menyakiti orang lain.

Pada perilaku sadisme juga tidak hanya dilakukan manusia, tapi juga pada binatang di sekitar.

Contohnya, mereka sengaja membunuh, memukul, atau menyiksa hewan peliharaan atau binatang yang ditemui di jalan.
 

Gangguan-gangguan ini bisa muncul sejak anak-anak yang sedang beranjak dewasa. Kebiasaan melihat adegan sadis dan sebagainya bisa memunculkan rasa sadisme pada diri anak.


Selain itu, perilaku sadisme juga biasanya muncul karena dorongan seksual. Pelaku sadisme seksual senang melihat orang yang disayang merasa kesakitan ketika berhubungan seks.

Mana Lebih Berbahaya, Psikopat atau Sadisme?

Melihat hal ini, keduanya berbahaya dan bisa sangat merugikan diri sendiri, terutama orang lain. Walaupun begitu, psikopat masih jauh lebih berbahaya ketimbang sadisme.

Sadisme itu perilaku menyakiti orang lain dan punya perasaan puas. Namun psikopat, dia bisa menyakiti orang lain tanpa sebab dan tidak pernah merasa puas. Sehingga, kemungkinan dia untuk melakukan tindak kriminal lagi akan sangat tinggi.

Meskipun begitu, keduanya tetap saja berbahaya dan harus segera diterapi, meski sulit. Sangat kecil kemungkinan seseorang bisa benar-benar sembuh dari dua gangguan kepribadian tersebut.

Bicara soal psikopat maupun perilaku sadisme memang menyeramkan. Karena, percaya atau tidak, mereka yang memiliki kepribadian psikopat atau sadisme memang ada di kehidupan nyata, atau mungkin di sekitar Anda.

Oleh sebab itu, kalau diberikan terapi pun, tujuannya bukan untuk menyembuhkan. Namun, untuk mengontrol perilaku supaya tidak merugikan orang lain maupun dirinya sendiri. Hal ini, keduanya juga tidak bisa dilepas di masyarakat, tapi harus dalam pengawasan terapi kejiwaan.