Metode Design Thinking adalah

metode disign thinking adalah

Banyak diantara kita yang bertanya bagaimana cara memulai Inovasi?

Ada satu metode yang bisa kamu gunakan untuk memecah permasalahan secara sitematis dan sederhana untuk memulai inovasi. Metode ini disebut dengan istilah Design Thinking.

Yuk kita bahas Design Thinking secara lebih detail.

apa yang dimaksud dengan Design Thinking merupakan metode berpikir yang akan memudahkan kamu dalam memecahkan permasalahan , Design thinking membutuhkan tool untuk menyelesaikan permasalahan, tools yang dapat digunakan diantaranya adalah Golden Circle dan Lean Canvas. 

Kenapa Kita harus menggunakan Design Thinking ?

Design Thinking adalah sebuah pendekatan berinovasi, yang menggunakan cara berpikir untuk mempertemukan:

  • Apa yang calon user inginkan dan butuhkan
  • Apa yang memungkinkan secara teknologi
  • Apa yang bisa menjadi peluang yang menguntungkan

Ada 4 Prinsip Design Thinking

  1. Iterative ; secara berulang
  2. Berpusat pada manusia; memahami pengguna
  3. Expansive thinking; berpikir seluas mungkin
  4. Experimentative;melakukan ujicoba

Design Thinking merupakan proses berulang, untuk berusaha memahami pengguna (user), mengasumsikan challenge, mendefinisikan masalah dalam upaya mengidentifikasi strategi dan solusi alternatif yang mungkin tidak langsung terlihat saat pemahaman tingkat awal. Design Thinking berfokus pada menggali keinginan dan kebutuhan user/pengguna. User disini adalh orang yang akan kita bantu masalahnya dengan solusi (berupa inovasi) yang kita tawarkan.

Ada 5 Tahapan Dalam Design Thinking

1. EMPHATIZE

Emphatize pengetian atau pemahaman yang mendalam terhadap suatu permaslah, dilihat dari sudut pandang pihak yang akan kita pecahkan masalahnya, contohnya: keluhan, keinginan.

    • Observe memahami kebutuhan dengan mengamati apa yang dilakukan oleh user dan cara mereka berinteraksi dengan lingkungan.
    • Engage';terlibat secara langsung dengan user untuk mengerti pandangan user dan memahami cara berpikir dan nilai-nilai yang mereka pegang.
    • Immerse; Merasakan langsung pengalaman atau jika perlu ciptakan pengalaman tersebut agar bisa merasakan situasi yang dialami oleh user.

2. DIFINE 

Mendefinisikan atau menentukan akar permasalah, caranya adalah dengan melakukan tiga hal ini:

    • Mengidentifikasi permasalahn menemukan dan mengenali sumber masalah.
    • Mendefinisikan permasalahan dari sudut pandang user
    • Pemahaman yang mendalam terkait permasalah yang dihadapi user

3. IDEATE

Mengeluarkan sebanyak dan sekreatif mungkin, ide-ide yang dapat menjadi solusi permasalahan user, dan memilih ide solusi terbaik, bagaimana cara menghasilkan ide?

    • Boddystorming; Memunculkan ide dengan cara mengalami secara fisik apa yang menjadi permasalahan.
    • Mind Mapping; Memunculkan ide dengan teknik memetakan semua informasi dalam bentuk grafis/gambar yang saling berkaitan dengan akar permasalahan.
    • Brainwrite; Memunculkan ide dengan teknik bertukar pikiran dalam suatu kelompok tertentu dan menuangkannya ke dalam tulisan.

4. PROTOTYPE

Mengaplikasikan ide-ide yang sudah dikumpulkan ke dalam bentuk nyat dibuat prototype sebagai representatif solusi yang kongkret dan bisa di Indra. Dalam membuat prototype kita perlu memperhatikan beberapa aturan berikut ini.

    • Just Start Building; Jangan terlalu lam. Inti dari prototype adalah representasi ideasi sehingga kita bisa cepat mendapatkan data
    • Remember What you're Testing for; Ingat pada hal-hal yang akan diujikan. Pastikan prototype yang dibuat, meng-caver hal tersebut.
    • Build with user in mind; Membuat ekspektasi dan kebutuhan dari calon pengguna untuk nantinya dilihat gap dari ekspetasi dan realita untuk dijadikan feedback pengembangan.

5. TEST

Menguji cobakan prototype bersama user untuk mendapatkan umpan balik terhadap solusi yang telah dibuat; dapat dilakukan berulang hingga mendapatkan hasil terbaik. Kenapa harus melakukan test?

    • Memperbaiki prototype dan solusi
    • Mempelari user lebih dalam
    • Mengetes dan memperbaiki pernyataan masalah.

Di awal tadi sudah sempat disinggung tentang Tools yang digunakan untuk mendukung Design Thinking. Tools tersebut adalah Golden Circle dan Lean Canvas.

Teori Golden Circle menjelaskan bagaimana organisasi di luar sana berpikir, bertindak, dan berkomunikasi dengan mempertimbangkan "big why" atau alasan yang mendasar dibaliknya. Fokus selanjutnya yaitu menerjemahkan kenapa, menjadi bagaimana dan apa. Tiga hal inilah yang kemudian menjadi komponen dalam Golden Circle.

Golden Circle merupakan pendekatan konsep yang membatu seseorang untuk memahami alasan yang mendasar, mengapa melakukan suatu inovasi.

Golden Circle secara visual menggambarkan keseluruhan inovasi, yang mengadopsi bentuk tiga lingkaran yang saling beririsan dan memiliki tiga komponen utama, yaitu why, how, what, berikut tiga komponen Golden Circle:

    • WHY Mengapa inovasi ini perlu ada? tujuan dan nilai spiritual yang membuat kita terus survive untuk menjalankan inovasi
    • HOW Bagaimana mengimplementasikan inovasi tersebut? Value apa yang perlu ada di dalam inovasi?
    • APA Inovasi apa yang ditawarkan? (Produk/jasa)

TOOLS LEAN CANVAS 

Tools yang kedua yang digunakan untuk mendukung design thinking. adalah Lean Canvas, mari kita bahas Lean Canvas secara lebih detail.

Lean Canvas merupakan template rencana bisnis/inovasi yang dapat membatu memecahkan ide supaya lebih mudah divaca dan dipahami. Metode Lean Canvas dikembangkan Ash Maurya yang diadatasi dari Busness Model Canvas (BMC) buatan Alezander Osterwalder.

Lean Canvas dirasa lebih cocok untuk mengembangkan bisnis/produk baru karena berfokus pada masalah, customer segment, solusi, parameter kunci dan nilai kompetitif. Selain itu juga dapat dimanfaatkan untuk mengukur risiko dan ketidakpastian bisnis, sedangkan BMC lebih fokus pada mengembangkan bisnis/produk yang sudah stabil.

Lean Canvas dibuat untuk memvisualisasi/ menggambarkan keseluruhan rencanan inovati dalam satu tampilan sederhana sebagai lalndasan dalam validasi inovasi.

Lean Canvas terdiri dari 9 box, setiap box nya mewakili aspek utama yang diperlukan untuk memulai inovasi, pada dasarnya tidak ada aturan baku/khusus terkait pengisian Lean Canvas haru dimulai dari blok atau box mana. Akan tetapi, pengisian lean canvas ini dapat dimulai dari blok Customer, Segment dan Problem.