ISTRI TERPAKSA MENJADI TKW

tkw


Kemiskinan seakan tidak pernah beranjak dari kehidupan Sarok dan Jonong, dua bersaudara ini seolah ditakdirkan menjadi orang miskin sepanjang hidup mereka, lahir dari bapak dan ibu yang miskin serta kakek dan nenek yang juga sangat miskin bin susah kronis. Pendek kata, dalam silsilah keluarga mereka tidak satu pun terdapat orang yang sukses apalagi sampai kaya.


Keadaan yang serba miskin itu berlanjut hingga mereka dewasa dan menikah. Seolah ingin melanjutkan tradisi pendahulunya, istrinya pun berasal dari kalangan keluarga miskin pula.


Kemiskinan begitu melekat pada diri mereka dan juga siap siaga mengintai keturunannya. Padahal tulang-tulang mereka tak pernah berhenti dipaksa untuk bekerja dan terus bekerja. Profesi sebagai pembuat batu bata yang mereka tekuni dari tahun ketahun tak pernah membuahkan hasil yang memuaskan.


Tidak tahan dengan keadaan yang terus-menerus hidup miskin, Juni dan Juli, dua orang istri mereka bertekad untuk mengadu nasib keluar negeri ntuk menjadi TKW, mengikuti jejak tetangganya. Terhadap rencana tersebut Sarok menolak mentah-mentah, walau miskin sampai kapan pun kia tak akan sampai hati melepas kan istrinya mengais rezeki seorang diri di perantauan.


Lain dengan Jonong, meski pernah mendengar cerita buruk dari tetangga yang menjadi TKW, namun Jonong menyambut rencana istrinya itu dengan senang hati, menurutnya, inilah satu-satunya jalan keluar untuk memutuskan mata rantai kemiskinan yang selalu berada dalam putaran dan edaran keluarga mereka. Apalagi ia melihat para tetangganya berhasil mengangkat ekonomi keluarga semenjak mereka menjadi TKW.


Sesuai waktu yang telah direncanakan, akhirnya Juli istri Jonong berangkat keluar negeri untuk bekerja menjadi TKW, sementara itu Juni istri dari Sarok tetap menjalani aktifitasnya sebagai orang miskin bersama Sarok sang suami tercinta dengan usaha sebagai buruh dari pabrik batu bata di desa tempat tinggal mereka, dan seperti biasa menjalani hidup dengan apa adanya.


Satu tahun sudah berlalu Juli yang pergi merantau, akan tetapi selama itu pula tak pernah ada kabar darinya, Jonong pun kebingungan bukan kepalang apa lagi buatan, sampai akhir dan dia mendapat berita bahwa Juli tewas mengenaskan di tangan sang majikan, singkat cerita peti mati pun tiba yang berisi jenazah istrinya yang tiba di hadapan Jonong yang justru ia terima, bekas luka terlihat jelas di sekuur tubuh Juli akibat siksaan majikannya, Jonong yang menyaksikan hal tersebut tak mampu menahan emosi dan akhirnya terkulai lemas dan pinsan seketika, ia tak menyangka nasib buruk akan menimpa istri dan keluarganya.


*****


Islam tidak melarang para istri untuk bekerja membantu suami dalam mengangkat ekonomi keluarga, dan malah mendorong agar mereka terus berkarya, meskipun demikian hal tersebut tentu ada batas-batasnya agar jangan sampai seorang istri keluar dari koridor yang telah ditetapkan agama.