Asal-usul Penghuni Pertama di Pulau Sumatra

asal usul penghuni pertama di pulau sumatra
Skul Bones

Berangkat dari pertanyaan sederhana, "Siapa penghuni pertama di Bengkulu,.? 


Sampai saat ini pertanyaan tersebut masih menjadi misteri dan teka-teki, penelitian yang dilakukan masih banyak menemui kendala seperti sulitnya medan penelitian dan minimnya petunjuk, hal ini menyebabkan sulitnya untuk menguak teka-teki tersebut.

Namun, dengan memperhatikan letak geografis bumi Indonesia yang terletak di antara benua dan di tengah belahan dunia, serta hasil dari penelitian dan penggalian yang telah dilakukan di Indonesia, tentulah sangat membantu dan memberi petunjuk tentang kejadian dan hubungan sejarah Bengkulu pada zaman Pra Sejarah.


Dalam penggalian dan penyelidikan yang di lakukan oleh para akhli sejarah di masa lampau, telah membuktikan kepada kita banyaknya fosil dan artefak yang terpendam di dalam bumi sepanjang jalur daerah Cina Selatan, Indonesia, Malaka Sumatra dan Pulau Jawa begitu juga pada jalur daerah Cina, kepulauan Formusa, Philipina, sulawesi, dan papua. Jalur ini menggambarkan arus perkembangan perpindahan manusia dan kebudayaan, terutama di daerah Asia Tenggara.


Pulau Jawa di temukan bagian kerangka jenis manusia pertama, seperti temuan Pithecantrhropus Erectus pada tahun 1960 oleh E. Dkubois di dekat Trinil, di lembah Bengawan Solo, dan di antara tahun 1936-1941, juga di lembah Bengawang Solo ditemukan Homo Mojokerto-sis dan Meganthropus Palaeojavanicus dan Homo Soloensis oleh Von Koeningswald, maka ada juga kemungkinan di pulau Sumatra khususnya di daerah Bengkulu, mungkin dahulu pernah dihuni oleh jenis manusia yang sama atau juga lebih tua dari jenis manusia yang pernah ditemukan tersebut.


Pada zaman Mosolitiekum pada bekas tempat tinggal mereka yang terdiri dari bukit karang (Kjokkenmoddinger) dan gua-gua banyak ditemukan sisa-sisa kebudayaan dan fosil manusia dan binatan. Kjokken moddinger berasal dari Bahasa Denmark "Kjokken= dapur ; moddinger= sampah" yang artinya sampah dapur yang terdapat di sepanjang pantai Sumatra Timur Laut di antara kepulauan Bangka dan Medan, kemungkinan semuanya dari sisa makanan yang dipungutnya dari laut selama bertahun-tahun, sehingga menjadi sebuah bukit karang yang membatu.


Bekas ini telah menunjukkan sudah adanya manusia yang hidup menetap. Dengan kesimpulan ini, apakah dapat pula kita katakan bahwa jenis manusia itulah yang tertua penghuni pertama di pulau Sumatra atau nenek moyangnya penduduk Sumatra sekarang, namun semua ini masih merupakan teka-teki yang gelap.


Pada era Neolitikum para ahli menemukan bukti yang telah mereka selidiki dengan sangat teliti, para ahli pra sejarah yang terkenal tentang asal usul nenek moyang bangsa Indonesia, Von Heine Gelderm telah mengadakan penelitian tentang kapak persegi, berdasarkan tenuan dan penyebaran kapak persegi itu, para ahli sependapat bahwa pangkal kebudayaan kapak persegi itu terletak di hulu sungai besar Asia Tenggara, dari daerah Yunan China Selatan, kebudayaan itu tersebar hingga ke hilir lembah sungai yang berakhir di daerah Tonkin, di daerah ini para pendukung kebudayaan itu menetap, mengerjakan pertanian dan perternakan, dan mereka pun mulai mengenal lautan, maka timbullah kepandaian dalam membuat perahu dan mampu mengarungi lautan sehingga orang di era Neolitikum pun tersebar bersama kebudayaan kapak persegi ini hingga ke semenanjung Malaka, Sumatra, Jawa, Bali dan seterusnya ke arah Timur.


Sekian dan terima kasih semoga bermanfaat,. (dikutip dari berbagai sumber)