Kedurai Apem-Muang Apem Tradisi Suku Bangsa Rejang di Pulau Sumatera, Indonesia
Nikekuko - Tradisi ini dilakukan oleh masyarakat adat Lebong setiap tahunnya. Perayaan Tradisi Kedurai Apem dilaksanakan hanya sehari, setiap bulan Oktober pada saat masyarakat sebelum turun menanam padi.
Tradisi Embes Apem merupakan salah satu ritual yang mengandung nilai historis religius yang dilaksanakan oleh masyarakat Lebong khususnya Lebong Tengah dan Lebong Sakti sebagai sarana untuk menolak balak, ajang silahturahmi, dan media mensyukuri hasil panen.
Sebelum mengadakan Tradisi Kedurai Apem, para petugas kutai akan mempersiapkan tatacara dan bahan-bahan yang wajib dibawa kesana yakni,
- membawa kue apem khusus dan kue apem dari warga,
- air pancuran ajai,
- bambu 7 buah,
- sirih,
- buah pinang,
- rokok,
- belas kunik,
- kuak minyok,
- kemenyan,
- gula pasir,
Anak dewa berpasang-pasangan dan seluruh petugas beserta orang-orang yang terkait memakai baju adat Lebong baik laki-laki maupun perempuan.
Warga lima desa tersebut berbondong-bondong menuju ke lokasi tepatnya di pohon beringin kuning di daerah Pasir Lebar atau lebih dikenal daerah Sabo di Desa Bungin, Kecamatan Bingin Kuning, Kabupaten Lebong.
Pada hari perayaan semua syarat itu dibawa ke Pasir Lebar oleh para Anak Dewa untuk dipersembahkan kepada arwah nenek moyang.
Sebelum sampai dilokasi para peserta ritual terlebih dahulu mensucikan diri di air pancuran ajai dengan melakukan cuci muka, tangan dan kaki.
Kemudian diadakan semacam ritual oleh Juru Kunci Kue/Kutai untuk memanggil para dewa-dewa penjaga daerah sabo bahwa bahan-bahannya sudah terkumpul kemudian melakukan doa memohon keselamatan atau tolak balak khususnya pada warga Semelako –Bungin dan masyarakat adat Lebong pada umunya.Setelah kue apemnya sudah di doakan maka diadakan semacam aksi lempar-lemparan kue apem dan dengan antusiasnya masyarakat dengan rasa suka cita akan saling berebutan untuk mendapatkan kue apemnya.
Sebagai bentuk rasa syukur warga desa bahwa telah usai melaksanakan Tradisi Kedurai Apem. Keunikan yang terdapat dalam Tradisi Kedurai Apem adalah bahan utamanya itu sendiri ialah kue apem serta simbol-simbol yang lainnya.
Tradisi ini juga dipengaruhi juga oleh unsur-unsur kepercayaan animisme dan dinamisme juga unsur nilai agama Islam.
Tradisi Kedurai Apem ini ialah sebagai bentuk ritual menolak bala‟ dan memohon kepada Allah SWT untuk keselamatan seluruh warga masyarakat Desa Semelako –Bungin pada khususnya dan seluruh masyarakat Kabupaten Lebong pada umunya.
Ada juga anggapan dari warga masyarakat adat Lebong Tradisi Kedurai Apem merupakan ritual adat yang dipercaya untuk mengenang tenggelamnya Desa Tras Mambang. Yaitu daerah asal nenek moyang masyarakat dari beberapa desa.
Meskipun sekarang sudah berada pada zaman yang canggih dan modern tetapi kegiatan ini masih tetap eksis dilaksanakan dan dilestarikan hingga saat ini.
Dalam rangkaian prosesi Tradisi Kedurai Apem pada masyaratakat adat Lebong ini memiliki makna filosofis tersendiri.