Nampun Kule Dalam Adat Pernikahan Suku Pasemah

Nikekuko - Tradisi Nampun Kule merupakan simbol bagi pasangan bujang dan gadis calon pengantin yang akan melaksanakan akad pernikahan yang bertujuan 

 

untuk mempersatukan keluarga kedua belah pihak melalui musyawarah sampai ada kesepakatan dari sejak mereka akan menikah sampai nantinya menjadi sepasang suami istri.

 

Nampun Kule Dalam Adat Pernikahan Suku Pasemah

Tradisi Nampun Kule dilaksanakan dengan tahapan

 
1.nuai rasan
2.ngaleh tutughan
3.nentukan kekendaan
4.perundingan terakhir
5.ijab kabul
6.kagogan/bimbang/pesta selamatan

Nampun kule pada masyarakat Pasemah memiliki fungsi sebagai sarana untuk mempersatukan antara keluarga pihak bujang dan pihak gadis dengan melalui musyawarah sampai ada kesepakatan dengan rangkaian adat yang sudah ditentukan.
Kemudian bagaimanakah prosesi resminya? Ini sekilas singkat prosesi pada Nampun kule

1.Kunjungan Pertama/nuai rasan

 
Kunjungan pertama dalam rangkaian Nampun kule ini adalah semacam silaturahmi dari orang tua pihak pria ketika sang anak menyatakan bahwa dia berniat untuk mempersunting seorang gadis untuk dijadikan istri. 

 

Maka dari  kunjungan orang tua dari pihak laki-laki ke rumah orang tua dari pihak wanita yang ingin dipersunting oleh anak lelakinya ini semacam investigasi, apakah sang pujaan gadis pujaan yang diingini oleh putranya itu berasal dari keturunan keluarga baik-baik, belum mempunyai ikatan dengan pria manapun dan lain-lainnya.



Yang berkunjung dalam kunjungan pertama ini adalah orang tua sang laki-laki dengan membawa oleh-oleh yang ala kadarnya seperti gula, kopi,teh,rokok,kue dan sebagainya. 

 

Maka karena ini semacam invetigasi dan pengenalan maka topik yang dibicarakan pada kunjungan pertama ini biasanya masih sangat terbuka dan bersifat global dan "menyentil" soal hubungan anak-anak mereka sebatas sambil lalu saja. Tak ada obrolan yang benar-benar serius dalam kunjungan yang pertama ini.


2.Kunjungan Kedua/Ngaleh Ttutur'an

 
Baru pada kujungan yang kedua inilah yakini satu bulan sesuai  kunjungan mereka yang pertama dan mendapat gambaran yang baik terhadap baik si gadis maupun keluarganya kala kunjungan pertama itu. 

 

Pada kunjungan kali kedua ini karena didasari dengan niat yang lebih serius untuk manyatukan kedua anaknya dalam ikatan perkawinan maka yang datang ke rumah sang gadis pun tak hanya kedua orang tua sang laki-laki saja melainkan juga dengan tambahan tiga orang lainnya dengan membawa buah tangan berupa Dodol sebagai isyarat bahwa kedatangan sudah ada tujuan khusus. Dodol ini disebut dodol anyut.


Topik pembicaraan yang berkembang dikunjungan kedua ini pun lebih serius dan spesifik yakni tentang kedua anak mereka. 

 

Gambaran yang diterima oleh keluarga pria pun biasanya lebih jelas yakini antara memberikan harapan dan bisa diteruskan  atau cukup dalam batas ini saja. 

 

Jawaban yang tercangkum dalam  kunjungan kedua ini biasanya dalamyang telah dimengerti oleh kedua belah pihak yakini jika pihak wanita mempersilakan pihak laki-laki untuk berkunjung kembali maka itu dipastikan bahwa mereka setuju dengan niat orang tua pihak laki-laki untuk mengambil anaknya sebagai istri untuk anak lelaki mereka. Piun sebaliknya.


3.Kunjungan Ketiga/Nentukan Kekendaan

 
Setelah mengetahui jawaban pasti dari pihak perempuan bahwa mereka diterima maka pada kunjungan kali ketiga ini merupakan kunjungan deangan prosentase kepastian mereka akan berbesanan telah mencapai 90%. Oleh karenanya , dalam kunjungan ketiga ini orang tua pihak laki-laki tidak datang sendiri melainkan diwakilkan oleh lima orang kerabat yang dituakan dalam keluarga mereka. 

 

Bawaan yang disertakan dalam kunjungan kali ini antara lain adalah dodol, bakul berisi nasi dan pais, pakaian sepemanting dalam bentuk bahan (untuk calon Penganten Putri) yang disebut penyurung, dan sebagainya. 

 


Dan dengan didampingi oleh Perwatin/pemerintah setempat, pihak perempuan pun akan menemui kunjungan dari pihak laki-laki. 

 

Adapun tujuan utama dari kunjungan ini adalah untuk meminta izin kepada orang tua pihak wanita untuk membawa calon mempelai wanita ke rumah pihak laki-laki selama beberapa hari untuk mengenalkan sekaligus agar lebih dekat dengan keluarga dari pihak laki-laki. 

 

Setelah permintaan tersebut disetujui maka pada waktu yang ditentukan bersama, prosesi yang disebut "minjam" ini akan dilaksanakan. Dan pertemuan ini pun ditutup dengan ditandai pihak orang tua wanita membayar "palaian" Berupa uang sebesar yang pantas sesuai dengan kebiasaan pada saat itu kepada Perwatin/pemerintah setempat. 

 

Dengan pembayaran Palaian kepada Perwatin berarti kedua belah pihak besan telah mengambil alih pemasalahan anak muda menjadi urusan orang tua.


Pengertian "Meminjam", maksudnya yaitu orang tua calon penganten laki-laki meminjam calon pengantin wanita untuk berada dirumah orang tua penganten laki-laki. Demikian juga sebaliknya pada saat itu calon pengantin laki-laki berada dirumah orang tua penganten wanita selama beberapa hari.


Pada saat yang telah ditentukan oleh kedua belah pihak maka  dari pihak calon penganten laki-laki menugaskan dua orang perempuan baya (yang sudah bersuami) dan dua gadis dengan membawa dua buah rantang berisi makanan untuk berangkat kerumah calon mertuanya.


Dari pihak calon pengantin wanita mengantar dua orang perempuan baya dan dua gadis. Setelah selesai serah terima kepada calon mertua maka dua orang peremupan baya/utusan yang mengantar pulang dan dua gadis tetap bersama calon pengantin wanita selama di rumah calon mertuanya. 

 

Selama calon penganten wanita dirumah calon mertuanya calon pengantin laki-laki berada dirumah orang tua calon pengantin wanita. Pada saat berangkat dari rumahnya calon pengantin wannita memakai busana dari bahan yang diberikan oleh orang tua pengantin laki-laki.


Ketika calon mempelai wanita berada dirumah calon pengantin pria inilah kemudian dilaksanakan acara syukuran dengan ditandai mengundang perwait/pemerintahan setempat yang nantinya orang tua calon mempelai laki-laki ini mebayar palaian kepada perwatin sebagai bentuk izin bahwa mereka sebentar lagi akan melaksnakan upacara pernikahan bagi anak-anak mereka.


Dalam acara syukuran ini sendiri disebut sebagai "Ngumakan Perwatin" yang bermakna bahwa calon pengantin wanita telah menjadi bagian dari keluarga calon mempelai laki-laki.


Setelah beberapa hari berada dirumah calon pengantin laki-laki, maka calon pengantin wanita ini pun kembali diantarnya pulang kerumahnya oleh dua orang wanita baya dengan membawa dua buah tingak atau ronjok/rantang  berisi makanan. 

 

Dan kepada gadis teman calon pengantin wanita diberi oleh-oleh berupa peralatan mandi (sabun,shampooh,sikat,odol/pasta gigi), Alat kosmetik, dan handuk mandi.


Setelah calon mempelai wanita diantarkan pulang, maka keluarga calon mempelai laki-laki pun kemudian akan mengumpulkan kerabat-kerabat mereka bermusyawarah mengenai hari H pernikahan, berapa undangan yang akan 

 

diundang, hari pemotongan hewan ternak, membuat tarup, balai-balai, dan sebagainya yang oleh masyarakat setempat disebut sebagai Ngumpul Sungut. Numpulkan Sungut ini sediri bermakna musyawarah dengan keluarga dekat.

 

 4.Kunjungan Ke Empat - Perundingan Terakhir

 

Nampun Kule Dalam Adat Pernikahan Suku Pasemah


Setelah mencapai kata sepakat ketiak bermusyawarah dlam ngumpulkan Sungut ini barulah hasil dari musyawarah itu kemudian dirembugkan kembali dengan kelurga calon mempelai wanita dalam kunjungan yang keempat ini.

 

Anggota yang datang dalam kunjungan empat ini adalah sebanyak tangan antara lain bakul berisi ibatan nasi, dan pais serta dodol yang disebut dodol bawas.

Dalam kunjungan ini disamping menyampaikan tentang hari H pernikahan juga diisi dengan kesanggupan keluarga calon mempelai laki-laki tentang besernya sumbangan yang akan diberikan kepada  calon mempelai wanita demi mensukseskan acara dari menjelang hari H hingga pernikahan itu sendiri.

 

Setelah hari H disepakati dan besarnya sumbangan dari pihak mepelai laki-laki menemui kata pasti maka orang tua calon mempelai wanita ini pun kemudian mengadakan pertemuan dengan mengundang kerabat mmereka yang disebut 

 

Ngumpulkah Adengsanak, ini sendiri yaitu hampir sama persis dengan Numpulkan Sungut yang digelar calon mempelai laki-laki, hanya saja musyawarah yang dilakukan calon mempelai wanita ini lebih ke sisi pelaksanaannya dari pada sisi rencana.


Setelah pembagian tugas dan sebagainya telah tersusun maka acara selanjutnya yang digelar adalah upacara Ngantet Rete yaitu Seserahan atau yang oleh masyarakat Pasemah disebut sebagai Nangantat Rete yang artinya Ngantat (Mengantarkan), Rete (Harta). 

 

Jadi maaksud dari acara ini yaitu pihak calon mempelai laki-laki mengantarkan seserahan berupa barang-barang keperluan mempelai wanita dan keluarganya seperti benda-benda yang telah diatur dalam tata cara adat berupa makanan, 

 

minuman,  buah-buahan,Pakaian dalam, pakaian luar sandal,selendang, perhiasan (cincin emas) Buat kakak pengaten wanita yang belum menikah, Pakaian sepemanting, Lading atau pisau cap Garpu buat ayah yang dalam adat disebut dengan istilah Perebutan Dalam.


Nampun Kule Dalam Adat Pernikahan Suku Pasemah


Begitu barang-barang diterima maka selanjutnya wakil rombongan pihak laki-laki pun akan mengajukan sebuah permintaan kepada ayah dari calon mempelai wanita untuk menikahkan (menjadi wali)putrinya pada saat akad nikah nanti. 

 

Juru bicara dari pihak penganten wanita akan menjawab ungkapan yang diasmpaikan oleh juru bicara penganten laki-laki dengan segala senang hati dan menerima semua pemberian itu dengan ucapan terima kasih. 

 

Dan selanjutnaya menjawab permintaan yang utama tentang permintaan  yang utama tentang permintaan Wali Nikah, akan dilaksanakan oleh Walinya sendiri pada waktu yang telah ditentukan.


5.Kunjungan Kelima - Ijab kabul

 

Nampun Kule Dalam Adat Pernikahan Suku Pasemah


Pada waktu yang telah disepakati antara kedua belah pihak besan beserta kesempatan dan kesedihan dari Petugas dari KUA setempat Aqad Nikah antara kedua mempelai dengan ucapan yang Khusyu dan Kidmat.

 

6.kagokan atau pesta selamatan 

 

Nampun Kule Dalam Adat Pernikahan Suku Pasemah

 

Semua sanak saudara baik yang berada dari jauh dan dekat semua berdatangan dan merayakan kebahagiaan kedua pengaten tentunya dengan harapan dan doa kebaikan.