Indonesia Memiliki Burung Ganas Peliharaan Manusia Purba

 

Indonesia Memiliki Burung Ganas Peliharaan Manusia Purba

NIKEKUKO.com - Manusia purba juga memelihara burung layaknya manusia modern. Bedanya, yang mereka pelihara adalah burung ganas kasuari. Kasuari punya kaki yang cakarnya tajam seperti belati, mampu menendang dengan sangat kuat. Satu tendangan dari burung ini bisa mengeluarkan isi perut manusia saking kerasnya.

Namun yang mengejutkan, unggas yang sangat unik ini mungkin adalah 'ayam' atau 'burung'-nya manusia. Dengan kata lain, kasuari ini dijadikan ternak tetapi juga untuk dipelihara. Sisa-sisa kulit telur 18.000 tahun yang lalu menjadi petunjuk akan hal ini.

"Ini bukan unggas kecil, ini adalah burung besar, kasar, dan tidak bisa terbang yang dapat mengeluarkan isi perut Anda," antropolog Kristina Douglass menjelaskan.

Pemakan buah yang besar dan kuat ini adalah hewan yang biasanya ditemukan di Papua, di Indonesia Timur dan di hutan hujan Australia serta Papua Nugini.

Para peneliti dari studi ini mempelajari bagaimana manusia dari akhir Pleistosen hingga awal Holosen mengelola sumber daya mereka di hutan hujan pegunungan Papua Nugini (PNG). Mereka menemukan bahwa orang di sana memanen telur kasuari jauh lebih banyak daripada burung dewasa yang ada. Telur-telur tersebut kemungkinan adalah telur dari kasuari kerdil, yang beratnya 20 kg saat dewasa.

Douglass dan rekan membangun model pengembangan kulit telur menggunakan mikroskop 3D telur burung unta, untuk mengidentifikasi karakteristik utama dari waktu ke waktu. Setelah tes yang berhasil dengan spesies burung lain, mereka kemudian dapat menerapkan model ini ke lebih dari 1.000 fragmen cangkang telur kasuari dari Museum dan Galeri Seni Nasional PNG, yang dikumpulkan oleh arkeolog Selandia Baru Susan Bulmer.

Sebagian besar kulit telur dipanen pada tahap akhir," kata Douglass. Dengan begitu, ini menyimpulkan bahwa manusia purba sengaja memanen telur pada tahap embrio telah sepenuhnya membentuk anggota badan, paruh, cakar dan bulu.

"Mereka sepertinya makan balut atau menetaskan anak 'ayam'," sambungnya.

Balut adalah jajanan yang umum di Filipina berupa embrio anak ayam yang dimasak dan dimakan dari cangkangnya.

Bukti mereka menetaskan kasuari ini dibuktikan dari cukup banyaknya sampel kulit telur tahap akhir yang tidak menunjukkan pembakaran. Sehingga, para peneliti dapat mengatakan hewan-hewan ini menetas dan manusia purba tidak memakannya.

Perilaku yang kita lihat ini terjadi ribuan tahun sebelum domestikasi ayam. Ayam didomestikasi sekitar 9.500 tahun yang lalu, menurut bukti genetik. Jadi meskipun di zaman sekarang sangat tidak mungkin memelihara burung kasuari, kecuali di kebun binatang, temuan ini adalah contoh paling awal yang diketahui tentang manusia yang memelihara burung.