Satu-Satunya Selir yang Menjadi Kaisar Tiongkok, Wu Zetian

Satu-Satunya Selir yang Menjadi Kaisar Tiongkok, Wu Zetian
sumber foto Fan Bingbing 剧照

NIKEKUKO -  Zaman Dinasti Tang (tahun 618-907), mungkin tak ada seorang pun pada masa itu yang menyangka ada wanita yang bisa memperoleh pencapaian luar biasa dalam sejarah kekaisaran Tiongkok. Ya, wanita yang dimaksud adalah Wu Zetian, seorang selir yang menjelma menjadi satu-satunya kaisar wanita yang pernah berkuasa di Tiongkok.
 

Cerita perjalanan Wu Zetian memperoleh takhta kekaisaran memang masih jadi perdebatan para sejarawan. Namun bukti sejarah yang ada menyimpulkan kalau Wu Zetian bukanlah wanita penghibur biasa. Wu Zetian merupakan wanita yang cerdik dan haus kekuasaan. Dia pun tak segan menyingkirkan siapa pun yang menghalanginya, termasuk anak dan keluarganya sendiri.

Tetapi sebelum kita membahas lebih lanjut, perlu diketahui bahwa masyarakat Dinasti Tang saat itu masih menganggap status wanita lebih rendah dibanding kaum pria. Para sejarawan dan pejabat kekaisaran pada masa itu pun banyak yang mengecam kepemimpinan Kaisar Wu Zetian. Di sebabkan, dalam derajat tertentu berbagai catatan sejarah mengenai Wu Zetian masih dapat dipertanyakan kebenarannya.

Ia, Wu Zetian merupakan anak dari seorang jenderal perang. Tahun 636, dia bekerja di istana Kaisar Taizong sebagai selir yang tingkatnya rendah. Pekerjaannya yang hampir setara dengan pelayan membuat Wu Zetian cenderung kesulitan untuk berhubungan langsung dengan Taizong. Tapi menurut sejarawan, Wu Zetian akhirnya menemukan jalan saat dia ditugaskan mengganti alas tidur sang Kaisar.
 

Di masa itu ada sekitar 28 selir yang derajatnya lebih tinggi dari Wu Zetian. Agar supaya bisa lebih dekat dengan Kaisar, dia harus bersusah payah melakukan berbagai cara demi merebut perhatian Kaisar Taizong. Hingga akhirnya kecerdikan dan kuatnya ambisi Wu Zetian pun terbukti. Wu Zetian berhasil “naik pangkat” jadi salah satu selir favorit pemimpin tertinggi Tiongkok.
Sifat kelicikan Wu Zetian tak cuma sampai di situ. Pada saat selama menjadi selir Kaisar dia pun menjalin hubungan asmara dengan anak Kaisar Taizong, Pangeran Gaozong.

Setelah Taizong meninggal, Wu Zetian seharusnya mengikuti selir-selir Kaisar lainnya menjadi biksu di kuil Budha. Itu sudah jadi peraturan kerajaan, sebab para selir yang berani menyentuh pria lain bisa dianggap sebagai pengkhianat Kaisar. Namun, bagi Wu Zetian yang sudah lebih dulu berhasil merebut hati kaisar selanjutnya, Gaozong, peraturan itu tak berarti apa-apa.
 

Dia pun jadi selir utama Kaisar Gaozong. Namun di sisi lain, Gaozong sudah memiliki dua istri, Permaisuri Wang, dan istri keduanya, Xiao. Yang berartinya, masih ada rintangan yang harus dia hadapi untuk bisa menjadi satu-satunya pendamping Kaisar.

Dia melahirkan bayi perempuan dari hubungannya dengan Gaozong. Dengan alasan merawat bayinya sampai dewasa, Wu Zetian mencekik bayinya sampai meninggal dan menjebak istri Kaisar, Permaisuri Wang, sebagai biang keladinya. Tak tik rencana  keji itu dilakukan karena Wu Zetian tahu kalau Gaozong lebih terpikat pada dirinya ketimbang Wang atau Xiao.

Wu Zetian berhasil menghasut Gaozong untuk menjebloskan Wang dan Xiao ke penjara. Berdasarkan catatan sejarah pada masa itu, setelah diangkat menjadi permaisuri, Wu Zetian memerintahkan bawahannya untuk menghukum mati kedua saingannya tersebut. Dengan kedua tangan dan kaki mereka dipotong, lalu tubuhnya dimasukkan ke dalam tong berisi minuman beralkohol dan dibiarkan tenggelam hingga tewas.

Ternyata tak membuat Wu Zetian merasa puas walaupun sudah menjadi permaisuri. Wu Zetian ingin jabatan yang lebih tinggi lagi: menjadi Kaisar. Awal  kebrutalannya mulai naik ke tingkat yang lebih ekstrem dengan menyingkirkan ketiga anak lelakinya yang notabene merupakan pewaris takhta kekaisaran.
 

Li-Hong, anak sulungnya meninggal tiba-tiba karena diracun (sejarawan percaya Wu Zetian adalah pelakunya). Kemudian setelah Gaozong meninggal akibat penyakit stroke, anak laki-laki keduanya diangkat menjadi Kaisar. Namun sang ibu memfitnah sang Kaisar muda dengan berbagai tuduhan, termasuk pembunuhan dan pengkhianatan. Sehngga kaisar baru akhirnya diusir dan diasingkan dari kekaisaran. Karena anak bungsu yang semestinya menggantikan peran sang kakak enggan naik takhta, Wu Zetian pun memanfaatkan kesempatan itu dengan mengambil alih jabatan Kaisar.

Akhirnya Wu Zetian berhasil menjadi pemimpin tunggal kekaisaran Tiongkok. Namun pada masa itu, status wanita sebagai pemimpin masih dipandang sebelah mata. Sehingga tak heran jika ada sejumlah pejabat kekaisaran berniat menggulingkan kekuasaan karena merasa tak rela diperintah oleh seorang wanita. Dia,Wu Zetian menyadari hal ini dan, tentu saja, dirinya tak mau tinggal diam.
 

Pada tiga tahun pertama adalah masa Wu Zetian “menata ulang” susunan pewaris dinasti kekaisaran. Secara sistematis dia melenyapkan keluarga kekaisaran yang dianggap mengancam takhtanya. Di dalam satu tahun saja, Kaisar Zetian menghilangkan 15 garis keturunan. Pada sebagian besar dieksekusi atas tuduhan pengkhianatan palsu yang sebenarnya merupakan hasil rekayasa Kaisar dan pengikut setianya (yang bekerja sebagai mata-mata dan polisi rahasia).

Lantas di balik segala kekejaman yang pernah dia lakukan, Wu Zetian adalah seorang wanita yang paham bagaimana cara memimpin negaranya. Di saat selama menjadi Kaisar dia berhasil mengubah perekonomian masyarakat menjadi lebih baik, khususnya golongan petani.  Sektor pertanian, perpajakan, dan percetakan adalah tiga aspek yang jadi prioritas pemerintahan Kaisar Zetian.  Lalu, Jalur Sutra (jalur perdagangan) pun kembali dibuka setelah sebelumnya ditutup karena wabah penyakit. Di bidang bahasa, sang Kaisar memperkenalkan rangkaian huruf ciptaannya sendiri yang disebut huruf Zetian.

Diakhir masa kekuasaannya, Wu Zetian yang sudah menginjak usia senja kerap terlibat dalam skandal seksual dengan beberapa pria muda. Paling dikenal oleh para sejarawan yaitu dua kakak-beradik dari keluarga Zhang. Sering kali mereka  melayani hawa nafsu sang Kaisar dengan cara menyelinap ke kamar pribadi beliau.
 

Semasa 15 tahun berkuasa kekuasaan Wu Zetian akhirnya digulingkan oleh anak lelakinya yang dulu pernah dia asingkan dari kekaisaran.  Sadar kalau dia tak mampu lagi melawan untuk mempertahankan gelarnya Kaisar Zetian yang sudah tua . Kaisar akhirnya menyerah dan kemudian meninggal pada usia 81 tahun.