Namimah, Dosa Besar Tak Sadar Dilakukan

 

Namimah, Dosa Besar Tak Sadar Dilakukan
foto ilustrasi

Nikekuko.com -  Namimah atau mengadu domba satu pihak dan pihak lainnya sehingga dapat menimbulkan permusuhan dan kerusuhan adalah termasuk dosa besar (al kabair). Walau hal ini sering di anggap remeh dan biasa.

Misalnya memotong video, mengedit foto, menyebarkan berita palsu kemudian dijadikan sarana fitnah, provokasi, menjatuhkan kehormatan seseorang, ingin viral, dapat perhatian atau melariskan berita, Hal seperti inilah yang biasa kita lihat dilakukan oleh sebagian orang dan media.

Oleh sebab itu bagi yg masih gemar melakukan hal ini agar segera bertaubat, sebab akan ada siksa kubur yg menanti sebagai balasannya.

Dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah melewati salah satu sudut kota Madinah atau Makkah, lalu beliau mendengar suara dua orang yang sedang diazab di kubur. Beliau pun bersabda,

يُعَذَّبَانِ، وَمَا يُعَذَّبَانِ فِي كَبِيرٍ، بَلَى، كَانَ أَحَدُهُمَا لاَ يَسْتَتِرُ مِنْ بَوْلِهِ، وَكَانَ الآخَرُ يَمْشِي بِالنَّمِيمَةِ


“Mereka berdua disiksa. Mereka menganggap bahwa itu bukan perkara besar, namun sesungguhnya itu perkara besar. Orang yang pertama disiksa karena tidak bersuci ketika kencing. Adapun orang yang kedua disiksa karena suka mengadu domba (namimah).” (HR. Bukhari no. 216 dan Muslim no. 292).

Dari Ka'ab bin Malik رضي الله عنه berkata,

‏عـن ڪعـب رضـي اللـه تعالـﮯ عنـه  قـال :

" اتقـوا النميمـة ، فـإن صاحبهـا لا يستريـح مـن عـذاب القبـر."

[موسوعـة ابـن أبـي الدنيـا 4/405]


"Takutlah kalian dari namimah (adu domba) karena sesungguhnya pelakunya tidak pernah istirahat dari siksa kubur." ( Mausu'ah Ibnu Abid Dunya 4/405)

Namimah adalah salah satu bentuk kejahatan lisan, bahkan namimah (adu domba) lebih dahsyat akibatnya daripada sihir dan lebih berbahaya.

Yahya bin Abi Katsir berkata,

ﺍﻟﻨَّﻤَّﺎﻡُ ﻳُﻔْﺴِﺪُ ﻓِﻲ ﺳَﺎﻋَﺔٍ ﻣَﺎ ﻻ ﻳُﻔْﺴِﺪُ ﺍﻟﺴَّﺎﺣِﺮُ ﻓِﻲ ﺷَﻬْﺮٍ

“Pelaku namimah bisa merusak hubungan manusia hanya dalam waktu satu jam saja, sedangkan penyihir terkadang perlu waktu sebulan.” [Hilyatul Auliya no. 3361]

Semoga Allah Ta’ala selalu melindungi kita dari kejahatan lisan kita dan tidak memasukkan kita ke dalam golongan manusia yang merugi di akhirat dikarenakan lisan yang tidak terjaga.