Meriam Mesum di Museum

 
meriam mesum di museum
Meriam Portugis yang dibawa ke Batavia oleh Belanda sesudah berhasil merebut Malaka, tahun 1641.

Sejarah tulis, meriam Si Jagur dibuat di pabrik senjata "St. Jago de Barra" di Macao, Cina, oleh orang Portugis. Ada kemungkinan bahwa nama Si Jagur diambil dari nama pabrik pembuatnya. Kemudian meriam seberat 3,5 ton atau 24 pound dari perunggu ini ditempatkan di Benteng Batavia (Kasteel Batavia) untuk menjaga pelabuhan dan kota. Setelah Kasteel Batavia dihancurkan oleh Daendels tahun 1809 dipindahkan ke Museum Oud Batavia (Museum Wayang). Namun kemudian dipindahkan lagi dan ditempatkan di bagian utara Taman Fatahillah, diantara gedung kantor pos Jakarta Kota dan Kafe Batavia. Moncong meriam diarahkan ke arah Pasar Ikan, lurus ke arah Jl. Cengkeh, membelakangi Balai Kota (Stadhuis). Awalnya Meriam Si Jagur terletak di dekat Kota Intan. Namun pada masa Gubernur Ali Sadikin, meriam tersebut dipindah ke halaman utara Museum Fatahillah.Hiasan berbentuk jari pada meriam Si Jagur memang tak biasa. Hiasan tersebut memiliki bentuk jari jempol yang dilipat pada bagian jari terlunjuk.

meriam mesum di museum
Lambang jari dilipat disebut "FICO"

"Jadi orang Portugis dulu yang menduduki Batavia, walaupun sudah memiliki agama, tetap percaya akan takhayul. Mereka dulu kalau keluar malam selalu mencoba menutupi semua lubang, termasuk sela jari untuk mencegah masuknya roh jahat yang dipercaya masuk dari lubang-lubang di tubuh. Arti lambang jari dilipat tersebut disebut "fico" dalam bahasa Portugis yang berarti "good luck" atau "semoga beruntung". "Sampai saat ini di sebagian Amerika Latin dan Portugis juga masih pakai simbol ini.

Si Jagur sejatinya adalah meriam Portugis dari Malaka yang direbut oleh Belanda. Meriam raksasa ini dibuat dari 14 meriam yang besinya dilebur menjadi satu dan diboyong ke Batavia tahun 1641 untuk memperkuat pertahanan kota. Pembalasan dari pihak Belanda diceritakan oleh Johan Nieuhof (1618-1672) yang ikut dalam ekspedisi ke Palembang tidak lama setelah tiba di Batavia dalam rangka kontrak kerja keduanya dengan VOC.

Meriam unik ini sekarang berada di Museum Fatahillah Kota Tua Jakarta, meriam tersebut terletak tepat di halaman depan Museum Fatahillah Kota Tua, meriam tersebut sekarang menjadi sport selfie bagi pengujung, kebanyakan pengunjung yang menggunakan meriam sebagai latar mereka adalah para wanita.