8 Jenderal Bintang Lima di Dunia, 3 Diantaranya dari TNI

 

8 Jenderal Bintang Lima di Dunia, 3 Diantaranya dari TNI

Nikekuko.com
- Sejarah - Pangkat bintang lima adalah pangkat militer paling senior yang pertama kali dibuat di Amerika Serikat pada 1944, dengan lambang lima bintang, dan pangkat-pangkat terkait di negara-negara lainnya. Mengenai pangkat tersebut yakni pangkat dari para komandan militer operasional paling senior, dan dalam "skala pangkat standar" NATO, pangkat tersebut dirancang dengan kode OF-10.
 

Rakyat Indonesia tentu mengetahui bahwa ada tiga perwira tinggi Tentara Nasional Indonesia (TNI), yang memiliki pangkat jenderal bintang lima, atau Jenderal Besar TNI. Hal ini nyatanya, tidak banyak perwira militer di dunia yang mampu meraih titel ini. Dilansir dari situs resmi TNI, ada tiga Perwira Tinggi TNI Angkatan Darat yang mendapatkan penghargaan pangkat bintang lima atau Jenderal Besar TNI. Adapun ketiganya adalah  

1. Panglima Besar Jenderal Sudirman, Beliau merupakan Panglima yang pertama dan termuda. Pada usia yang masih cukup muda, yaitu 31 tahun, Soedirman telah menjadi seorang jenderal. Dikenal sebagai pejuang yang gigih. Walaupun ia sedang menderita penyakit paru-paru parah, tetap berjuang dan bergerilya bersama para prajuritnya untuk melawan tentara Belanda pada Agresi Militer II.Soedirman lahir di Purbalingga, Jawa Tengah pada tanggal 24 Januari 1916. Beliau berasal dari keluarga sederhana. Ayahnya seorang pekerja di pabrik gula Kalibagor Banyumas dan ibunya keturunan Wedana Rembang. Soedirman memperoleh pendidikan formal dari Sekolah Taman Siswa. 

 

Ia kemudian melanjutkan pendidikannya ke HIK (sekolah guru) Muhammadiyah, Solo tetapi tidak sampai tamat. Selama menempuh pendidikan di sana, ia pun turut serta dalam kegiatan organisasi Pramuka Hizbul Wathan. Setelah itu ia menjadi guru di sekolah HIS Muhammadiyah di Cilacap. Dia lalu mengabdikan dirinya menjadi guru HIS Muhammadiyah, Cilacap dan pemandu di organisasi Pramuka Hizbul Wathan tersebut.Pada jaman penjajahan Jepang , Soedirman bergabung dengan tentara Pembela Tanah Air (Peta) di Bogor. Pasca Indonesia merdeka dari penjajahan Jepang, ia berhasil merebut senjata pasukan Jepang di Banyumas. Lalu beliau diangkat menjadi Komandan Batalyon di Kroya setelah menyelesaikan pendidikannya. 

 

Beliau lalu menjadi Panglima Divisi V/Banyumas sesudah TKR (Tentara Keamanan Rakyat) terbentuk, dan akhirnya terpilih menjadi Panglima Angkatan Perang Republik Indonesia (Panglima TNI). Perang Palagan Ambarawa melawan pasukan Inggris dan NICA Belanda dari bulan November sampai Desember 1945 adalah perang besar pertama yang ia pimpin. Karena ia berhasil memperoleh kemenangan pada pertempuran ini, Presiden Soekarno pun melantiknya sebagai Jenderal.Soedirman meninggal pada tanggal 29 Januari 1950 karena penyakit tuberkulosis parah yang ia derita. Sedangkan jenazahnya dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kusuma Negara di Semaki, Yogyakarta.

  

2. Jenderal Besar TNI (Purn.) Abdul Haris Nasution, Jenderal Nasution dikenal sebagai ahli perang gerilya. Pengalamannya sebagai ahli perang gerilya datang setelah persetujuan Renville 17 Januari 1948. Saat itu pasukan Siliwangi hijrah ke Jawa Tengah. Nasution saat itu sebagai Wakil Panglima Besar Angkatan Perang. Tentara RI ketika itu memperkirakan Belanda akan mengulangi agresi militer I. Nasution pun menyusun konsep perlawanan rakyat semesta dengan inti perang gerilya.

Pada agresi militer II, Nasution diangkat sebagai Panglima Tentara di Jawa. Bermarkas di sebuah desa di Prambanan dan Kulonprogo, Nasution mengeluarkan berbagai instryksi pelaksanaan perang gerilya. Setelah menjadi KSAD, Nasution sempat dinonaktifkan akibat peristiwa 17 Oktober 1952. Nasution diaktifkan kembali pada 1955 dan berjuang melawan berbagai pemberontakan.

Ia dikenal sebagai pengarang buku produktif. Dia banyak menulis buku di antaranya 11 jilid buku Sekitar Perang Kemerdekaan Indonesia. Bukunya Pokok-Pokok Gerilya diterjemahkan ke berbagai bahasa asing. Konon, Vietcong belajar dari buku Nasution saat perang melawan Amerika Serikat di Vietnam.

Beliau juga menulis memoar berjudul Memenuhi Panggilan Tugas sebanyak 8 jilid. Nasution meninggal dunia pada 5 September 2000. Jenazahnya dimakamkan di TMP Kalibata. 

3. Jenderal Jenderal Soeharto. Beliau adalah sebagai ahli strategi militer. Ada beberapa strategi militernya yang menonjol antara lain pada tahun 1949, di bawah komandonya Tentara Nasional Indonesia melakukan serangan dan menguasai kota Yogyakarta dari tangan Belanda selama 6 jam, yang dikenal dengan Serangan Oemoem 1 Maret.

Lantas keberhasilan serangan ini menunjukkan kepada internasional bahwa Tentara Nasional Indonesia masih ada dan memiliki kemampuan tempur untuk melawan agresi Belanda yang ingin menguasai RI, dan tidak mau mengakui kemerdekaan RI pada 17 Agustus 1945.Pada tahun 1963 saat pembebasan Irian Barat, Pak Harto menjabat sebagai Panglima Komando Mandala di masa kepemimpinan Presiden Soekarno). 

 

Dia juga mengukir jasa besar ketika ia memegang kendali sebagai Penglima Mandala. Kedudukannya, ia berhasil menjalankan operasi militer untuk pembebasan Irian Barat dari cengkraman penjajahan Belanda, sehingga sejak 1 Mei 1963 wilayah tersebut kembali ke pangkuan RI.Pada tahun 1965, saat peristiwa G30S sebagai Panglima Kostrad, Pak Harto berperan dalam mengambil alih situasi keamanan. 

 

Peristiwa itu juga melambungkan nama Pak Harto hingga kemudian menjabat sebagai presiden RI. Kemampuan sebagai ahli strategi militer itu membuat kariernya cepat menonjol. Pak Harto menjabat sebagai presiden hingga 1998, setahun setelah dianugerahi jenderal besar. Beliau jatuh setelah memimpin sejak 1966. Setelah kejatuhannya, banyak yang meragukan peran-perannya dalam strategi militer termasuk saat Serangan Oemoem 1 Maret. Beberapa versi menyebut, serangan itu adalah andil Sri Sultan Hamengkubuwono IX.

 

Ketiga perwira tinggi TNI Angkatan Darat itu mendapatkan penghargaan bintang lima, pada Hari Ulang Tahun Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI) ke-52, 5 Oktober 1997.

Ternyata, hanya ada delapan orang perwira tinggi militer di seluruh dunia. Bila tiga orang diantaranya adalah prajurit TNI, maka lima orang lainnya adalah perwira tinggi Angkatan Bersenjata Amerika Serikat (US Armed Forces).

Perwira tinggi militer Amerika Serikat (AS) yang mengklaim pangkat bintang lima, atau General of the Army adalah  :

4. Jenderal Omar Nelson Bradley. Pada masa sebelum diangkat menjadi Panglima Angkatan Bersenjata AS pada 19 Agustus 1949, Bradley sempat menduduki posisi Kepala Staf Angkatan Darat AS (Chief of Staf US Army), pada 7 Februari 1948. Ia juga adalah perwira tinggi yang ikut dalam Perang Dunia II dan Perang Korea. 

5. Jenderal Henry Harley Arnold. Seperti halnya Bradley, Arnold yang lebih senior juga ikut serta bertempur di Perang Dunia II. Saat itu, Arnold bahkan dipercaya sebagai Komandan Jenderal Pasukan Udara Angkatan Darat AS.

Arnold adalah salah satu pilot militer pertama di dunia. Konon ia diajari untuk mengemudikan pesawat oleh Wright bersaudara, Orville Wright dan Wilbur Wright. Sejak 1907 hingga 1947, Arnoled mengabdi bersama Angkatan Darat AS (US Army). Lepas itu, ia meneruskan kariernya bersama Angkatan Udara AS (US Air Force) mulai 1947 sampai 1950. 

6. Jenderal George Catllett Marshall yang juga pernah bertempur bersama pasukan AS di Perang Dunia I dan Perang Dunia II. Marshall merupakan Kepala Staf Angkatan Darat AS ke-15 yang bertugas mulai 1 September 1939 hingga 18 November 1945.
 

7. Jenderal Dwight David Eisenhower. Sama  halnya Bradley, Arnold, dan Marshall, Eisenhower juga pernah menjadi Kepala Staf Angkatan Darat AS, mulai 19 November 1945 hingga 6 Februari 1948. Setelah Perang Dunia II berakhir, Eisenhower didaulat menjadi Komandan Tertinggi Sekutu di Eropa pertama, sejak 2 April 1951 sampai 30 Mei 1951. Dia kemudian menggantikan posisi Harry S. Truman menjadi Presiden Amerika Serikat ke-34, dengan masa jabatan mulai 20 Januari 1953 hingga 20 Januari 1961. 

 

8. Jenderal Douglas MacArthur yang sangat legendaris. MacArthur adalah jenderal tempur yang memiliki banyak pengalaman. Pada Perang Dunia I, MacArthur pernah menjadi Komandan Divisi Brigade Infanteri ke-84, dan Divisi ke-42. MacArthur juga pernah menduduki posisi sebagai Gubernur Akademi Militer AS mulai 1919 hinga 1922. Setelah itu, MacArthur juga sempat ditunjuk menjadi Kepala Staf Angkatan Darat AS sejak 21 November 1930 sampai 1 Oktober 1935.


Lahir di Arkansas, 26 Januari 1880 ini juga sempat menjadi Panglima Tertinggi Sekutu dan Panglima Pasukan Persatuan Bangsa-Bangsa. MacArthur juga mendapatkan pangkat Marsekal Lapangan dari Angkatan Darat Filipina. Dapat diketahui, MacArthur adalah sosok yang ikut membantu berdirinya Angkatan Darat Filipina (PA) pada 1935.