Benarkah Raffles Sang penemu Bunga Rafflesia ?

Sang penemu bunga rafflesia

Siapa sih yang tidak mengenal bunga terbesar di dunia, karena eksotis nan langka dan keunikkannya banyak yang mengundang rasa penasaran untuk melihat langsung bunga tersebut.

Rafflesia arnoldi di tetapkan sebagai bunga nasional Indonesia, adapun penetapan tersebut melalui Keputusan Presiden Nomor 4 Tahun 1993, mengenai Satwa dan Bunga Nasional yang ditandatangani oleh Presiden Soeharto.

Bunga Rafflesia merupakan padma raksasa yang merupakan salah satu puspa langka yang berukuran sangat besar dibandingkan dengan bunga lainnya dengan ukuran mencapai hingga lebih dari satu meter, bunga ini juga memiliki ciri khusus dengan kelopak daun berwana merah dan terdapat sebuah lubang di tengahnya yang mengeluarkan aroma menyengat untuk memancing serangga masuk kedalamnya.

Siapa penemu "Bunga Raksasa" ini?

Bunga Rafflesia ini untuk pertama kali pada tahun 1818 oleh ahli botani asal Inggris Dr. Joseph Arnold, yang kala itu Dr. Arnold tengah melakukan ekspedisi ke hutan Sumatera bersama dengan Gubernur Bengkulu kala itu, Sir Thomas Stamford Raffles, mereka menemukan bunga raksasa berwarna merah dengan diameter 110cm di Desa Pulo Lebar, Kab. Bengkulu Selatan. Mungkin dunia mengakui penemu pertama bunga tersebut adalah seorang Gubernur asal Inggris yang bernama Sir Thomas Stamford Raffles dan Joseph Arnold di Bengkulu pada tahun 19 hingga 20 Mei 1818, meskipun demikian dunia juga memahami bahwa penduduk lokallah yang terlebih dahulu mengenal dan mengetahui bunga Rafflesia sebelum Rafles dan Arnold mengumumkan bunga ini ke dunia internasional, penduduk lokal menyebut bunga ini dengan sebutan "Iben Sekedei" yang bisa diartikan dengan "Bunga Hantu"


iben sekedei

Awalnya Bunga Rafflesia Jusru dihindari Penduduk Lokal

Kala itu Bengkulu diduduki oleh Kolonial Inggris yang di pimpin oleh Raffles sebagai Gubernur Bengkulu, bagi sejumlah suku di Bengkulu khususnya Suku Rejang, bunga raksasa ini konon mengandung unsur mistis, masyarakat lebih memilih untuk menghidari bunga tersebut bila ditemukan mekar di dalam hutan, masyarakat Rejang yang mendiami daerah perbukitan mulai dari Bengkulu Tengah, Kepahiang, Rejang Lebong, dan Lebong menyebut bunga raksasa tersebut sebagai "Bungei sekedei", "Iben Sumie" dan "Bokor Imbo" karena bentuknya menyerupai tempat sirih atau bokor, yang dipercayai tempat sirihnya para penunggu hutan seperti mahluk gaib dan hewan buas seperti harimau (suku Rejang memanggilnya dengan sebutan "imuo" atau "Ninik").

Ditempat lain yaitu Suku Serawai, yang mendiami daerah kawasan selatan Prov. Bengkulu. Bunga raksasa ini kerap disebut sebagai "Begian Simpai" atau bunga monyet, penamaan tersebut merujuk pada keanehan bunga tersebut yang tumbuh tanpa mengenal musim serta tidak memiliki akar dan daun, "Baik Suku Rejang maupun Serawai mempercayai bahwa bunga ini bisa menimbulkan bala bila didekati, karena hal tersebut masyarakat lebih memilih untuk menghindar dari bunga tersebut.

Apakah Raffles Sang penemu bunga Rafflesia pertama kalinya?

Louis Auguste Deschamps merupakan seorang ilmuwan yang berasal dari Perancis, Deschamps telah menghabiskan waktunya untuk melakukan penelitian di Indonesia selama 11 tahun. Ketika itu Deschamps menemukan Rafflesia dengan jenis R. Patma pada tahun 1797, namun di tahun 1803 semua spesimen, ilustrasi dan catatan dari hasil penelitiannya selama 11 tahun di Indonesia disita dan dijadikan rampasan perang oleh Inggris, karena ketika pada saat itu Perancis tengah berperang melawan Inggris, namun pada tahun 1954, dunia ilmiah pun baru mengetahui bahwa Deschamps lah yang pertama kali menemukan jenis R. Patma yang akhirnya lebih dikenal dengan sebutan Bunga Rafflesia.