Menciptakan Budaya Inovasi

budaya inovasi


Di era komunitas ASEAN, inovasi hendaknya mendapat perhatian lebih dari manajemen puncak suatu organisasi/ perusahaan. Betapa tidak, di saat informasi dapat dengan mudah diakses, maka tren produk antara satu produsen dengan produsen lainnya akan bergerak ke arah yang sama.

Tengoklah, bagaimanan tren produksi, mobil murah (low cost green car) dilakukan sejumlah produsen, baik di dalam maupun luar negeri. Begitu pula, gebrakan ponsel Cina yang, kini mampu menyejajarkan posisi dengan merek kelas atas, seperti Samsung. Di sisi lain, konsumen terlihat lebih rasional dalam brbelanja. Alhasil, inovasi khususnya dalam tataran organisasi merupakan kunci sukses di masa depan.

Menumbuhkan semangat inovasi di dalam perusahaan harus diakui bukanlah hal yang mudah. Manajemen harus memahami karakter setiap karyawan untuk menentukan titik dukungannya dalam aktivitas inovasi, selain memetakan sumber daya yang dimiliki.

Studi yang dilakukan terkait inovasi yang dilakukan sejumlah perusahaan di Indonesia, menunjukan bahwa belum adanya pemahaman yang sama akan budaya inovasi itu sendiri. Inovasi masih dipandang sebagai hal yang sangat rahasia sehingga tabu untuk diungkapkan kepada publik.

Padahal, berkaca pada langkah Samsung dalam menerobos pasar dunia, budaya inovasi dibentuk sedemikian rupa sehingga produk-produk inovasi dapat terus terciptakan dalam hitungan jam. Tak hanya itu, dengan kekuatan komunikasi pemasaran, perusahaan berani 'membuka' rahasia inovasinya untuk satu produk, dengan harapan terbentuknya opini positif dari pasar.

Dari opini inilah, produsen-produsen lain berupaya untuk melakukan inovasi yang sama. Pola tersebut, secara tidak langsung, dilakukan untuk mempercepat terbentuknya pasar bagi produk-produkbesutan Samsung. Tengoklah, bagaimana pasar Indonesia dengan cepat beralih dari Blackberry dan Apple ke produk-produk Samsung serta produk berbasis Android lain yang dimotori oleh produsen Cina.

Bertolak dari pengalaman tersebut, satu hal yang layak didiskusikan adalah: bagaimana membentuk budaya inovasi di dalam perusahaan?

MEMBENTUK BUDAYA INOVASI

Beberapa literatur manajemen menyebutkan faktor-faktor, seperti atmosfer kerja, dukungan dana, hingga sisi intelektualitas karyawan, sebagai modal awal inovasi. Namun, telaah lebih dalam menyimpulkan bahwa budaya inovasi diawali dari semangat kreativitas di dalam perusahaan. Hal ini sangat tergantung pada kemampuan manajemen dalam meracik resep kreativitas itu sendiri.

Pertama, survei menunjukan bahwa kreativitas muncul dari kegiatan-kegiatan yang sifatnya nonformal. Dengan kata lain, meminimalkan pertemuan formal dan menggantinya dengan diskusi yang lebih nonformal akan memicu ide-ide kreatif dari team. Tengoklah cara Google mendesain kantornya untuk memicu terciptanya pertemuan nonformal di antara karyawan dengan membiarkan karyawan bekerca secara mobile dari satu tempat ke tempat lain, manajemen membuka peluang luas kepada karyawan untuk saling berinteraksi. Melalui pola inilah, pertemuan nonformal itu terjadi.

Menumbuhkan semangat inovasi memang bukanlah hal yang sederhana. Terlebih, jika organisasi telah bertumbuh sekian lama dengan mekanisme birokrasi yang kompleks. Manajemen perlu melirik hal kedua, yakni memicukontroversi ide dalam setiap kegiatan brainstorming. keberanian manajemen untuk mengajak setiap anggota organisasi keluar dari comfort zone mereka akan menjadi poin utama. Alhasil, kegiatan outdoor menjadi salah satu pilihan trbaik.

Berbicara tentang inovasi tak dapat dilepaskan dari kegagalan. Ada begitu banyak kisah kegagalan sebelum tercipta satu ide inovasi. Oleh karenanya, manajeman perlu mengapresiasi setiap kegagalan. Salah satu literatur manajemen, bahkan dengan tegas menekankan pentingnya "celebrotion for failure" dalam budaya inovasi.

Spirit ini muncul karena kegagalan dipandangan sebagai sebuah pembelajaran. Hal ini dikarenakan, mungkin saja, bagi team produk itu termasuk gagal, tetapi tidak demikian dengan bagian pemasaran. jika memang opini pasar menyakini bahwa itu bukan produk gagal, maka disitulah tercipta peluang emas perusahaan dalam menguasai pasar. Namun, tentunya manajemen tak dapat berhenti di titik itu. Rangkaian kegiatan riset harus tetap dilakukan hingga berhasil menemukan inovasi yang terbaik.