Kapal Fame Milik Raffles Meninggalkan Misteri

kapal fame milik raffles meninggalkan misteri
Kapal Fame milik Raffles

Akhir abad ke-18 merupakan periode kemelut bagi sejarh di Eropa mulai dari revolusi Perancis dan diteruskan dengan perang Napoleon yang membakar hampir selurh bagian di Eropa dan berakhir Kongres Wina. Kejadian besar di dunia barat itu mempunyai pengarh yang besar dan mengubah peta politik kekuasaan bangsa barat di tanah air kita dengan cukup drastis.


Pemerintahan di Indonesia dibagai dalam empat unit yaitu:

  1. Malaka
  2. Bengkulu
  3. Jawa
  4. Maluku

Selama dalam kekuasaan Inggris boleh dikatakan tidak ada perubahan apa-apa di sumatra. Kedudukan Inggris atas pulau di Indonesia memang bersifat sementara. Konvensi London tanggal 13 Agustus 1814, mengatur cara pengembalian koloni-koloni Belanda yang selama Perang Napoleion dikuasai Inggris. Tetapi pelaksanaanya menjadi terlambat, karena Napoleion lepas dari Elba dan mengadakan perang lagi.


Pada Tahun 1816, dengan nama lengkap Letnan Gubernur Jendral Sir Thomas Stamford Raffles meletakkan jabatannya dan pulang ke london. Ia sama sekali tidak setuju terhadap politik pemerintahanya (London) untuk mengembalikan semua jajahan kepada Belanda. 


Raffles memang dikenal sebagai Gubernur yang cakap dan minat yang besar kepada ilmu pengetahuan sebut saja seperti Bunga Rafflesia yang kita kenal saat ini. Raffles merupakan arsitek dari landrente, landrente yang di terapkan oleh Raffles berdasarkan sistem per kepala, akan tetapi di Bengkulu dia tidak menjalankan Landrente, namun menggunakan sistem kolonial yang lama yaitu Leveransi biasa melalui kepala desa.Pengertian Landrente adalah pajak tanah atau pajak bumi yang dipungut oleh kolonial Inggris, 


Minggu, 11 April 1824 dengan menggunakan kapal Fame, Raffles meninggalkan Bengkulu menuju Singapura, namun tragedi terjadi, Kapal Fame mengalami kebakaran hebat setelah berlayar meninggalkan pelabuhan Bengkulu, sekitar 25 mil ke arah selatan Bengkulu, ada sekirar 120 peti dan banyak barang berharga milik Raffles ikut terbakar dan tenggelam bersama Fame, konon didalam kapal yang tenggelam ada piring tembaga yang tertulis perjanjian antara Sultan Banten dengan Pangeran Sungai Lemau (Perjanjian 1668), perjanjian ini yang mengakui kedaulatan negeri masing-masing.


Alasan perpindahan Raffles, karena satu-satunya hasil politiknya adalah berdirinya bandar Singapura pada bulan Februari 1819, karena pada saat itu kekuasaan Inggris di pantai barat Sumatra hanya terbatas pada Bengkulu.