CPFR (Collaborative Planning. Forecasting and Replenishment)

CPFR merupakan suatu model di mana pengecer, perusahaan jasa transportasi, distributor dan pabrik dapat mengadopsi berbasis internet untuk berkolaborasi sejak tahap perencanaan hingga eksekusi.


CPFR pada dasarnya adalah proses peramalan yang berevolusi menjadi perangkat berbasis web yang bertujuan untuk bertukar informasi secara internal dalam 'shared web' antarsesama partner di dalam suatu rantai pasok.


Ada tiga elemen penting dalam CPFR, yaitu collaborative demand planning, joint capacity planning, and synchronized order fulfillment. Kolaborasi yang berlandaskan keterbukaan berbagi data semacam ini akan meningkatkan kualitas peramalan permintaan di sepanjang rantai pasok dan dengan demikian juga akurasi dalam order fulfillment.


cpfr


Coyle (2003) mengembangkan konsep bagaimana kolaborasi antar bagian berjalan dan mekanisme perencanaan terjadi dalam CPFR. Proses dimulai dengan penetapan garis besar kesepakatan antara seluruh pihak yang terkait, kemudian dilanjutkan dengan menyusun rencana bisnis. Berdasarkan rencana dasar ini dibuat perkiraan penjualan dan dikenali kemungkinan adanya masalah dan hal-hal khusus dalam perkiraan penjualan. Dari sini akan diperoleh data yang lebih pasti mengenai ketersediaan produk. Perkiraan pesanan akan dibuat berdasarkan ketersediaan produk. Apabila ternyata tidak ada masalah dalam pemenuhan pesanan maka pesanan akan ditempatkan secara resmi.


Salah satu masalah yang sering terjadi berkaitan dengan kolaborasi dalam CPFR adalah bullwhip effect. Hal ini terjadi karena semakin meningkatnya variabilitas dalam rantai persediaan. Untuk itu, perlu diidentifikasi alat dan teknik untuk mengendalikan bullwhip effect; termasuk untuk mengendalikan peningkatan variabilitas di dalam rantai persediaan.


Salah satu hal yang dapat dilakukan untuk mengurangi bullwhip effect adalah dengan memusatkan informasi suatu rantai persediaan sehingga berdasar informasi tersebut dapat ditentukan langkah masing-masing anggota rantai persediaan untuk memenuhi permintaan pelanggan. Apabila permintaan tidak dipusatkan maka setiap pihak dalam rantai persediaan menentukan permintaan berdasarkan permintaan dari pihak sebelumnya. Pada pesanan dengan informasi yang terdesentralisasi, variabilitas pesanan menjadi lebih besar seiring dengan semakin naiknya rantai persediaan.