Buta Politik Merupakan Dosa Terbesar Kita sebagai Rakyat


 
Buta Politik Merupakan Dosa Terbesar Kita sebagai Masyarakat

Nikekuko - Kita sebagai masyarakat harus peka pada keadaan politik saat ini

Seperti yang kita ketahui, banyak orang memandang politik sebagai panggung sandiwara para pejabat yang memiliki kepentingan pribadi atau yang haus pada kekayaan.
Hal tersebut tidak salah karena pada kenyataannya politik di Indonesia memang tidak begitu baik.

 Janji yang ditawarkan penguasa memang seringkali mengecewakan Rakyat. Praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme menjadi hal yang sudah tidak asing lagi di telinga saat mendengar berita politik.
Tahukah bahwa sebenarnya kita turut andil dalam mendukung kebobrokan dunia politik di Indonesia ?

"Barang siapa yang bangun pagi tetapi tidak memikirkan kepentingan umat Islam maka dia bukan umatku (umat Nabi Muhammad saw)."{HR.Muslim}
Rasulullah bersabda: "Barang siapa yang tujuan hidupnya adalah dunia maka Allah Ta'ala akan mengumpulkan urusannya, menjadikan kekayaan dihatinya dan dunia akan mendatanginya dalam keadaan hina,"( H.R Imam Ahmad).


Memikirkan diri sendiri tidak peduli nasib bangsa ini hanya akan menjadikan kemaksiatan menjadi-jadi. Hilangnya jiwa empati dan tak peduli membuat mata dan hati menjadi buta.


Politik hanya dianggap sebagai upaya perebutan  kekuasaan yang kotor dan dihindarkan dari kehidupan. Padahal Politik dalam Islam adalah memikirkan segala hal yang terkait tentang ummat.


"Lebih baik bagiku mengganti gubernur tiap hari daripada membiarkan orang zalim sebagai pejabat dalam sejam. Mengganti gubernur lebih mudah daripada merubah rakyat.” Umar Ibn Khattab.

 

"Buta terburuk adalah Buta politik. Orang yang buta politik tak sadar bahwa biaya hidup, harga makanan, harga rumah, harga obat, semuanya bergantung kaepada keputusan politik. Dia membanggakan sikap anti politiknya, membusungkan dada dan berkoar "Aku benci politik"!!!  Sungguh bodoh dia, yang tak mengetahui bahwa karena dia tidak mau berpolitik, akibatnya adalah pelacuran, anak terlantar, perampokan, dan yang terburuk, korupsi dan perusahaan multinasional yang menguras kekayaan negeri." Ujar  Penyair asal Jerman bernama Bertolt Brech.

 

Necmettin Erbakan "Muslim yang tidak pedulikan politik, akan dipimpin oleh politikus yang tidak PEDULIKAN ORANG ISLAM"

"Bila anda tidak ikut Politik, Maka anda akan di Politiki" - Ustd. Abdul Somad Lc, MA.


Mohammad Natsir, Perdana Menteri ke-5 RI "Kalau memang saudara merasa tidak perlu ikut berpolitik, biar tidak usah berpolitik. Tetapi saudara Jangan buta politik. Kalau saudara buta politik, saudara akan dimakan oleh politik"


Mereka sudah malas memperhatikan perkembangan situasi politik karena toh tidak bisa mengubah hidupnya juga.
Yang miskin tetap miskin, yang kaya semakin kaya. Lebih parahnya lagi ada beberapa dari kita yang lebih memilih politikus karena uang alih-alih memperhatikan bibit, bebet, bobot-nya. Hal tersebut yang menyebabkan money politic selalu ada.


Kita sebagai masyarakat harus lebih mengetahui bagaimana fungsi dan peran politik pada pemerintahan.
“Politik bukan sebuah sains tetapi sebuah seni” adalah perkataan Otto von Bismarck yang cukup terkenal. 


Politikus atau para pejabat pemerintah harus memiliki kemampuan mempengaruhi orang lain agar bisa mendapat kekuasaan. Setiap politikus memiliki seni yang berbeda dalam mempengaruhi masyarakat.
Ada yang menawarkan kecerdasannya, hartanya, latar belakang keluarganya, atau gagasannya. Hal tersebut bertujuan menarik simpati kita sebagai masyarakat untuk mendukung politikus tersebut agar bisa memegang kekuasaan. 

Jadi kita perlu berhati-hati dan bijaksana. Politik menghasilkan kebijakan-kebijakan untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan negara dan masyarakat.
Kebijakan seorang politikus atau pejabat pemerintahan biasanya dipengaruhi oleh pemikirannya, sikapnya, dan kepentingannya. 


Jangan sampai kita merasa menyesal karena tidak mengenal calon pemimpinnya lebih dalam seperti latar belakang, karakter, pemikiran, dan orang-orang yang berada di belakangnya. Politik juga merupakan tempat pertarungan kekuasaan dan sumber daya. 


Orang yang memiliki popularitas, harta, relasi, atau pendidikan yang tinggi akan lebih dipandang dibandingkan orang yang hanya mengandalkan gagasan dan inovasi yang ingin dibawakannya saja.
Kompetisi sesama politikus atau pejabat pemerintahan diperumit lagi dengan adanya kepentingan pribadi dan kepentingan partai politik sehingga sangat mungkin terjadinya konflik yang saling menyikut antar sesama politikus.

Kita yang buta politik atau tidak peduli pada urusan politik akan memperparah citra politik di Indonesia. Orang-orang yang tidak baik akan semakin berkembang pesat karena lemahnya dukungan pada orang-orang yang baik. 

Negara ini bukan hanya dikelola oleh pemerintah saja tetapi masyarakat juga berhak ikut andil.
Dosa terbesar kita sebagai masyarakat adalah ketika membiarkan atau tidak peduli pada orang-orang tidak baik yang ingin berkuasa. 


Diamnya kita pada suatu kebijakan yang salah akan membuat lebih banyak kekacauan yang ada. Sadar atau tidak sadar, kita bisa lebih jahat dari orang jahat karena kita mengetahui sebuah kesalahan tetapi membiarkannya.