Pengertian Kritik Seni Menurut Para Ahli


Adat Istiadat Perkawinan Suku Bangsa Dayak Bahu di Pulau Kalimantan, Indonesia


Nikekuko - Pengertian Kritik Seni Menurut Para Ahli


1. Papper (1970)    
Membagi tipe kritik jadi 4, yaitu kritik mekanistik, kritik kontekstualis, kritik organic, dan kritik formisme.


2. Herarti (1984)
Breadsley dan Kemp memperkenalkan tipe kritik intensionalis. Golman membagi tipe kritik jadi formalis dan kontekstual


3. Barret (1994)
Pakar lain membedakan kriteria penilaian seni menjadi 6, yaitu realisme, ekspresionisme, formalism, instrumentalisme, originalitu dan craftsmanship.


4. Wilson (1971)
Menurut Weitz, struktur kriteria atau standarkritik seni mengacu pada teori seni yang terpenting dan berpengaruh dalam dunia seni, yaitu konsep imitasionalisme, eksprtesionisme, emosionalisme, formalism, dan organisisme.


5. Wellek (1964)
Membagi kecenderungan kritik seni abad ke-20 jadi 6, yaitu kritik Marxis, kritik Psikoanalitik, kritik linguistic-stilistik, kritik neo organistik, kritik formalis, dan kritik formalis eksistensialis.


6. Stonizt (1986)
Tipe kritik normative, kritik kontekstual, kritik impresionis, kritik intensionalis, dan kritik intrinsic.


7. Feldman (1967)
Memperkenalkan kritik jurnalistik, kritik pedagogic, kritik scholary, dan kritik popular.


8. Papper (1970)    
Membagi tipe kritik jadi 4, yaitu kritik mekanistik, kritik kontekstualis, kritik organic, dan kritik formisme.


10. Herarti (1984)
Breadsley dan Kemp memperkenalkan tipe kritik intensionalis. Golman membagi tipe kritik jadi formalis dan kontekstual.


11. Hosper (1992)
Berdasarkan penggolongan tersebut dikenal istilah isolasionisme dan kontekstualisme.


12. Sudarmaji (1979)
Gastel membagi tipe kritik menjadi tiga yaitu kritik klasik, kritik romantic, dan kritik impresionisme.


Fungsi Kritik Seni


Fungsi utama dari kritik seni yaitu menjebatani persepsi dan apresiasi karya seni rupa antara seniman, kKritik dengan gaya bahasa tulisan ataupun lisan berusaha melakukan analisa, mengupas, dan diharapkan bisa memudahkan seniman atau penikmat seni berkomunikasi lewat karya seni.


Jenis – Jenis Kritik Seni  karya, dan juga penikmat seni rupa tersebut.


1. Kritik Jurnalistik
Kritik jurnalistik ditulis buat para pembaca surat kabar dan majalah atau disampaikan secara terbuka.
Tujuan kritik jurnalistik adalah memberikan informasi mengenai berbagai peristiwa dalam dunia kesenian.


Isi dari kritik jurnalistik berupa ulasan ringkasan yang jelas tentang suatu pameran, konser, pementasan, atau pertunjukan lainnya.


2. Kritik Pendagogik

Kritik pendagogik ini diterapkan dalam kegiatan proses belajar mengajar di lembaga pendidikan kesenian dan jenis kritik pendagogik ini dikembangkan oleh guru kesenian.
Tujuan utama dari kritik pendagogik adalah mengembangkan bakat dan potensi artistik – estetik peserta didik, supaya mempunyai kemampuan mengenali bakat dan potensinya.


3. Kritik Ilmiah
Kritik ilmiah atau akademi ini melakukan pengkajian nilai seni secara luas, mendalam, dan sistematis, baik dalam menganalisis ataupun mengkaji banding kesejarahan critical judgment.
Penilaian kritik ilmiah gak bersifat mutlak. Jenis kritik ini bersifat terbuka dan siap dikoreksi oleh siapa aja demi penyempurnaan serta mencari nilai karya seni yang sebenarnya.


4. Kritik Populer

Jenis kritik populer ini berkembang di seluruh dunia, termasuk juga di Negara Indonesia.
Kritik populer merupakan suatu gejala umum dan kebanyakan dihasilkan oleh para kritikus yang gak ahli, terutama dilihat dari aspek profesionalisme kritisme seni.

Bentuk Kritik Seni


Pendekatan kritik seni rupa dibagi menjadi 3 bentuk, berdasarkan titik tolak atau landasan yang dipakai, diantaranya sebagai berikut ini:


1. Pendekatan Formalistik
Kritik seni formalistik mengasumsikan, kalo kehidupan seni mempunyai dunia sendiri yang artinya terlepas dari realitas kehidupan keseharian yang di alami.


Clive Bell (tokoh kritikus formalis) berpendapat kalo:
Pendekatan kritik seni rupa dibagi menjadi 3 bentuk, berdasarkan titik tolak atau landasan yang dipakai, diantaranya sebagai berikut ini:


1. Pendekatan Formalistik
Kritik seni formalistik mengasumsikan, kalo kehidupan seni mempunyai dunia sendiri yang artinya terlepas dari realitas kehidupan keseharian yang di alami.

Clive Bell (tokoh kritikus formalis) berpendapat kalo:

    “art is to be art, must be independent and self suficient“

Kriteria kritik formalis buat menentukan ekselensi karya seni merupakan significant form artinya kapasitas bentuk seni yang melahirkan emosi estetis buat pengamat seni.


2. Pendekatan Ekspresivisme

Teori seni ekspresif menganggap karya seni sebagai ekspresi perasaan manusia.

Kritik seni ekspresivisme menentukan kadar keberhasilan seni atas kemampuannya membangkitkan emosi secara efektif, intensif, dan penuh gairah.


3. Pendekatan Instrumentalistis

Teori seni instrumentalistis menganggap seni sebagai sarana buat memajukan dan mengembangkan tujuan moral, agama, politik, dan berbagai tujuan psikologis dalam kesenian.

Seni dipandang sebagai instrumen buat mencapai suatu tujuan tertentu, nilai seni terletak pada manfaat dan kegunaannya buat masyarakat sekitar.

Para kritikus instrumentalis berpendapat, kalo kreasi artistik gak terletak pada kemampuan seniman buat mengelola material seni ataupun pada masalah internal karya seni.


Metode Kritik Seni


Ada beberapa metode atau tahapan dalam kritik seni rupa, diantaranya yaitu:


1. Deskripsi
Deskripsi merupakan tahapan dimana seorang kritikus harus bisa menentukan, mencatat, dan mendeskripsikan segala sesuatu yang dilihat apa adanya dan gak berusaha mengambil kesimpulan atau analisis.


Supaya bisa mendeskripsikan dengan baik, maka seorang kritikus harus mengetahui istilah – istilah teknis yang umum dipakai dalam dunia seni rupa.
Tanpa pengetahuan tersebut, maka pengkritik akan kesulitan dalam mendeskripsikan fenomena karya yang dilihatnya.


2. Analisis Formal
Analisis formal merupakan tahapan dalam mengkritik karya seni buat menelusuri sebuah karya seni berdasarkan struktur formal atau unsur – unsur pembentukannya.
Di tahap ini seorang kritikus harus memahami dan menetukan apa unsur dan prinsip yang dipakai buat memutuskan mengapa seniman memakai berbagai fitur tersebut buat menyampaikan gagasannya.


3. Interpretasi
Interpretasi merupakan tahapan penafsiran makna sebuah karya seni meliputi tema yang dibuat, simbol yang dihadirkan dan masalah – masalah yang dikedepankan.


Penafsiran ini sangat terbuka sifatnya, dipengaruhi oleh sudut pandang dan juga wawasan pengkritiknya.
Jadi, semakin luas wawasan seorang kritikus, maka biasanya akan semakin kaya juga interpretasi karya yang dikritisinya.


4. Evaluasi atau Penilaian
Tahap evaluasi ini merupakan tahapan yang menjadi ciri dari kritik karya seni, kalo dibandingkan dengan apresiasi.


Evaluasi atau penilaian ini yaitu tahapan dalam kritik buat menentukan kualitas suatu karya seni, kalo dibandingkan dengan karya lain yang sejenis.


Perbandingan dilakukan terhadap berbagai aspek yang terkait dengan karya tersebut, baik dari aspek formal ataupun dari aspek konteks.


Mengevaluasi atau menilai secara kritis bisa dilakukan dengan langkah – langkah yang ada dibawah ini, yaitu:


•Menetapkan tujuan atau fungsi karya yang ditelaah.
•Menetapkan sejauh mana karya yang ditetapkan “menyimpang” dari yang udah ada sebelumnya.
•Menelaah karya yang dimaksud dari segi kebutuhan khusus dan dari segi tertentu yang melatarbelakanginya.
•Mengkaitkan sebanyak – banyaknya karya yang dinilai dengan karya yang sejenis.