Proses Ta'aruf yang Benar Sebelum Memutuskan Menikah

Proses Ta'aruf yang Benar Sebelum Memutuskan Menikah

 

Nikekuko - Selaku anak muda masa kini, barang kali sudah biasa dengan pacaran. Tetapi, sebagai umat Muslim tentunya kamu tahu bahwa dalam Islam Tidak ada yang namanya pacaran karena pacaran hanya bersifat senang-senang dan belum tentu berakhir dengan pernikahan. 

 

Kalau seseorang ingin menikah, maka dianjurkan melalui ta’aruf atau perkenalan antara si pria dan wanitanya. Namun, tahukah Anda bagaimana proses dan carata’aruf yang sebenarnya dalam Islam? Artikel Nikekuko akan berikan penjelasan lengkapnya.

1. Bukan dekati Si Cewek Tapi, Datangi Orang Tuanya langsung

 

Anda pasti sering menjumpai di mana cowok akan pedekate langsung ke cewek yang ia sukai. Sedangkan  kalau dalam Islam hal seperti ini tidak diperbolehkan. 

Apabila  ada cowok yang suka pada Anda dan berniat untuk menikah, katakan padanya untuk menemui orangtua atau wali-mu langsung. Tidak membiarkan ia mendekati Anda secara langsung karena bisa saja ia hanya ingin bersenang-senang dan belum serius dengan Anda.


Dari sumber inspirator pernikahan syar’i, Sarah Hanifah, mengatakan proses ta'aruf harus dimulai dari bagaimana cara si cowok itu mendekati calonnya. “Yang paling tepat itu mendatangi walinya, melalui perantara. 

 

Umpama  mau serius jangan datangi calon perempuannya, tapi datangi walinya. Oleh sebab laki-laki dilihat keseriusannya kalau dia berani ngomong langsung ke wali, berarti memang niatnya untuk menikah bukan cuma pacaran atau senang-senang sama si ceweknya doang.”

2. Batasi interaksi antara diri mu dengan Si cowok


Sesudah berhasil mendekati orangtuamu dan sudah direstui untuk melakukan ta’aruf, bukan berarti Anda dan si dia bebas untuk berinteraksi. 

 

Membatasi komunikasi antara kalian berdua, seperti chatting atau telepon, agar nggak menimbulkan baper-baper yang belum waktunya. Proses ta’aruf ini berarti masih saling mengenal antara satu sama lain dan belum ada hak untuk saling cemburu atau merasa sudah menjadi ‘hak milik’. 

 

Jika Anda dan dia terlalu sering berkomunikasi, dikhawatirkan Anda  jadi terbawa perasaan hingga akhirnya jadi sedih Apabila sampai ta'aruf ini tidak berjalan sesuai keinginan Anda. Lalu harus lebih bisa menahan diri.

3. Pertemuan harus ada pihak ketiga, Tidak boleh berduaan


Sesudah menemui orang tua Anda, tentunya Anda juga harus menemui cowok yang akan menjadi calon suami Anda ini. Namun,  Anda harus ditemani oleh orang lain saat bertemu dengannya, misalnya bersama teman terdekat atau guru ngajinya. 

 

Anda bisa menayakan seperti apa sosok cowok yang sedang mendekati Anda ini lewat sahabat dekatnya. Pada masa pertemuan ini,  Anda juga bisa menanyakan apa yang ia harapkan di masa depan setelah menikah dengan Anda. 

 

Kalau Anda sudah mendapat gambaran seperti apa calon suami Anda sebelum memutuskan untuk melanjutkan ke proses lamaran.


“Berlaku memang harus ada orang ketiga, jangan langsung berdua-duaan. Dengan suasana kita ngobrol-ngobrol seputar visi-misi, cara pandang kita terhadap sesuatu, tanya soal parenting, semuanya dibuka di situ. 

 

Mencari sumber dan ngulik-ngulik itu sebelum lamaran. Dari situlah  ketahuan dia orangnya seperti apa, kualitasnya seperti apa. Kalau sudah selesai  baru kita mutusin mau lanjut atau  tidak.  Selanjutnya masuk ke khitbah (lamaran) atau tidak.” Ujar inspirator yang juga visualist dakwah Hijab Alila ini.

4. Jarak antara Ta'aruf dan Khitbah tidak boleh terlalu lama


Begitu banyak yang menyalah gunakan ta’aruf untuk mengikat si cewek supaya tidak menikah sama yang lain, padahal si cowok ini belum siap untuk menikah dalam waktu dekat. 

 

Betul-betul  hal ini sangat merugikan bagi si cewek karena ia jadi ‘digantungin’ tanpa ada kejelasan status mengenai pernikahannya. 

 

Hal ini, Islam juga mengatur jarak antara proses ta’aruf dengan khitbah atau lamaran ini nggak boleh terlalu lama.  Lalu pada umumnya, sekitar satu sampai tiga minggu saja dari mulai perkenalan hingga akhirnya lamaran secara resmi.

5. Persiapan Pernikahan secepat mungkin agar terhindar dari fitnah


Berdasarkan sumber Sarah Hanifah mengatakan konsep pernikahan dalam Islam adalah membuat segalanya menjadi secepat mungkin. Justru, cewek berusia 24 tahun ini bercerita ia menyiapkan pernikahannya hanya dalam waktu 2 bulan saja. 

 

Benar-benar mempersiapkan pernikahan dalam waktu sesingkat itu tidak mudah. Tetapi, Sarah mengaku ia tidak mau jika pernikahannya diperlama maka bisa jadi menimbulkan fitnah bagi ia dan calon suaminya. 

 

Di karenakan Sarah sudah mengenal lama calon suaminya ini dan sudah sering berkomunikasi.
“Mengapa hanya 2 bulan? 

 

Di sebabkan komunikasinya juga sudah cukup intens,jangan sampai terlarut-larut dan kebawa baper. Sehingga, sampai kepada interaksi yang tidak diperbolehkan. 

 

Tujuan  dan niat baik itu jangan ditunda-tunda makanya aku dua bulan ngurusin.” ujar  Sarah.
 

Dapat dikatakan, pernikahan dalam Islam itu mudah dan simpel. Cuma saja dibutuhkan kesabaran hingga akhirnya mendapat sosok pendamping yang terbaik sesuai syari’at Allah.
 

Nah, Itulah beberapa proses dan cara ta'aruf yang benar sebelum memutuskan menikah. Selanjutnya, Anda sudah siap belum untuk diajak ta’aruf?