Bahaya Akibat Kekerasan Verbal Jangan Dianggap Sepele

 

Bahaya Akibat  Kekerasan Verbal Jangan Dianggap Sepele

NIKEKUKO - Keputusan untuk pacaran atau menikah, tidak mungkin, tujuannya untuk mendapat kehidupan yang penuh penderitaan? Pasti berharapnya yang indah-indah dan baik-baik.

Akan tetapi, itu yang bakal terjadi apabila kamu mendapat pasangan yang abusive. Pasangan memang, dia tidak pernah memukul atau melakukan tindak kekerasan fisik, tapi kata-katanya tidak kalah mematikan. Menghancurkan  mental!

Ini beberapa jenis kekerasan verbal yang umum terjadi dan perlu kamu ketahui.

1. Kata-kata yang meremehkan pasangan


    “Kamu jadi suami gimana, sih, gak ada gunanya sama sekali”
    “Masa, sebagai istri, gak bisa masak? Trus, buat apa aku nikah?”

Kutipan di atas adalah contoh kalimat yang termasuk dalam verbal abuse. Pada kata-kata meremehkan tadi, sekali saja dilontarkan sudah bisa membekas sampai lama. Apalagi kalau terjadi tiap hari. Tidak heran korbannya jadi depresi.

Selaku orang terdekat dan memiliki keintiman emosional, harusnya pasangan bisa menjadi sosok pendorong semangat. Enggak malah pihak yang menjatuhkan dengan kata-kata kasar yang menyakitkan.

2. Merasa paling benar

    “Kamu gak usah ikut campur, deh. Biar aku yang urus”

Selintas, perkataan di atas tampak seperti wujud tanggung jawab. Namun, sebenarnya kalimat tersebut sangat menyakitkan hati.

Kata-kata  tadi, terlihat sekali kalau pasanganmu itu arogan.Memiliki perasn paling benar, sehingga sudah nge-judge duluan, bahwa pendapat atau saranmu gak berguna sama sekali.
Sedangkan, yang namanya hubungan, harus ada saling menghargai. Termasuk, menghargai pendapat masing-masing, dengan mengambil keputusan bersama. Bukan cuma satu pihak aja!

3. Kecurigaan tak berdasar

    “Ngaku aja, deh, kamu selalu pulang telat karena ada perempuan lain, kan?”

Bisa digambarkan dalam keadaan, lelah setelah seharian bekerja, lembur pula. Semua itu dilakukan demi mencukupi kebutuhan keluarga, untuk menyenangkan anak istri, namun sampai di rumah malah disemprot.
 

Curiga akan cemburu berlebihan, bisa mencederai kepercayaan dan harga diri pasangan. Seolah-olah, pasangan gak memiliki integritas, sehingga bisa-bisanya dicurigai terus-terusan.

4. Mempermalukan di depan umum


    “Emang kalau urusan bayar selalu aku, padahal kamu yang jadi imam keluarga”
    “Kamu jadi ibu, sebenarnya bisa ngurus anak atau enggak, sih? Masa gak bisa mendiamkan anak nangis?”

Bayangkan, kata-kata itu dilontarkan di depan umum. Mau ditaruh di mana, itu muka. Malunya gak ketulungan!

Biasakan ketika ada masalah, selesaikan di rumah, atau cari tempat yang privasinya benar-benar terjaga. Gak hanya bisa menghindari turut campur orang lain, hal ini juga demi menjaga perasaan pasangan, agar gak sampai menginjak-injak harga dirinya.

5. Selalu menyalahkan pasangan

Wujud kekerasan lain yang juga termasuk dalam kekerasan verbal, adalah menyalahkan kamu, meski sudah jelas bahwa dia yang salah. Contohnya, pasangan menyalahkan kamu dari perbuatannya yang sudah berkata-kata kasar. Padahal, jelas-jelas yang bermasalah adalah pasanganmu karena gak bisa mengendalikan diri.

Posisi selalu menyalahkan seperti ini, dapat menyebabkan kamu mempertanyakan validasi perasaan atau sikapmu sendiri. Pada akhirnya, kamu jadi sering mengalah, selalu minta maaf, dan jadi sering menyalahkan diri sendiri.
 

Baca juga :

 Mengapa Perasaan Waktu Berangkat Lebih Lama dan Pulang Terasa Lebih Cepat

 Memakai Pakaian Hitam Ketika Melayat, Apa Hukumnya di Dalam Islam??

Misteri, Siapa yang Membelah Batu Al Naslaa dengan Sempurna?

Peristiwa kekerasan verbal masih sering dianggap remah.Semtara itu, efeknya gak kalah berbahaya dengan kekerasan fisik. Berakibat  korbannya bisa stres, depresi, rendah diri, gak merasa berharga sebagai manusia, dan kesemua itu, akan menurunkan kualitas hidup, bahkan bisa jadi alasan untuk menyakiti diri sendiri.

Maka dari itu, mulai sekarang, jangan toleransi kekerasan verbal. Harus disikapi dengan tegas!