Mengenal Asiyah, Istri Fir'aun yang Soleha

Mengenal Asiyah, Istri Fir'aun yang Soleha
ilustrasi gambar Mengenal Asiyah, Istri Fir'aun yang Soleha


Mengenal sosok penguasa angkuh dan menganggap dirinya sebagai Tuhan, yakni raja Fir’aun. Akan tetapi tahukah kamu, ada sosok wanita beriman yang begitu mulia, ia merupakan istri Fir’aun yang bernama Asiyah binti Muzahim.

Dengan keimanan beliau yang begitu teguh di tengah singsana kerajaan Fir’aun yang kejam, ia dijamin masuk surga seperti wanita mulia lainnya yaitu Fatimah binti Rasulullah SAW, istri Nabi Muhammad Khadijah binti Khuwailid, Maryam binti Imran, dan terakhir Asiyah binti Muzahim.

Lantas, bagaimana dengan kisah perjalanan hidup dari seorang Asiyah yang patut kita teladani sikapnya sebagai seorang perempuan muslim. Berikut ini kisah lengkapnya.
 

Sebab inilah Asiyah rela dipinang oleh Fir’aun

Raja Fir’aun merasa kesepian ditinggalkan oleh sang istri dan muncul kabar bahwa ada sosok wanita yang rupawan, akhirnya ia mengutus Haman (menterinya) untuk melamarnya. Pada saat  Haman di rumahnya, Asiyah pun menolak dengan alasan “Bagaimana saya bisa menikah dengan Fir’aun, sedangkan dia dikenal sebagai raja yang ingkar kepada Allah?” utusannya Haman kembali ke istana melaporkan penolakan lamaran dari Asiyah.

Sehingga raja Fir’aun sangat marah ketika mendengarnya, sebab itulah ia memerintahkan Haman untuk menyiksa kedua orang tuanya dan memasukkannya ke dalam penjara. Supaya Asiyah mau menerima lamarannya dengan kelicikannya.
 

Pada akhirnya, dengan sangat terpaksa Asiyah menerima lamaran tersebut tetapi dengan tiga syarat yang harus dipenuhi oleh Fir’aun yaitu, membebaskan kedua orang tuanya, membangunkan rumah yang indah beserta peralatan rumah tangga yang lengkap, dan menjamin segala kebutuhan pokok seperti makan, minum, serta kesehatan untuk kedua orang tuanya.

Kalau semua syarat telah dipenuhi, maka Asiyah bersedia menjadi istrinya. Fir’aun pun menyetujui kehendak Asiyah yang dibebankan kepadanya.

 

Asiyah sosok wanita yang sempurna



Melayani, serta menghadapi suami yang suka berlaku kejam dan seenaknya, tak dapat dibayangkan betapa besar kesabaran Asiyah dalam menempuh perjalanan hidupnya yang begitu berat. Namun, sebagai hamba Allah SWT yang selalu patuh, ia yakin dapat melewati semua ini tanpa ada terbesit keraguan sekalipun terhadap-Nya.

Bukan itu saja, Asiyah juga termasuk diantara wanita yang sempurna, hal ini diriwayatkan dari Abu Musa r.a ia berkata, Rasulullah SAW. bersabda, “Banyak dari kaum laki-laki yang sempurna, dan dari kaum perempuan tidak ada yang sempurna kecuali Asiyah istri Fir’aun, Maryam binti Imran, dan sungguh keutamaan Aisyah atas kaum perempuan adalah sebagaimana keutamaan tsarid (roti yang direndam oleh kuah dan dicampur dengan potongan daging) atas semua makanan.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)


Ke hidupan dalam istana yang megah dan selalu berkecukupan, tak serta merta membuat dirinya menjadi seorang yang bangga akan harta. Asiyah tetap menjalankan kewajibannya sebagai hamba Allah tanpa sepengetahuan suaminya yang zalim itu hingga ajal menjemputnya. Dia merupakan sosok wanita yang tetap mempertahankan akidahnya dan lebih memedulikan kebahagiaan akhirat daripada kenikmatan duniawi yang hanya bersifat sementara saja.

Beliau memberikan pesan kepada kita, agar tidak senantiasa mencintai harta berlebih-lebihan, bertakwa kepada Allah baik dalam keadaan susah maupun senang, dan bersikap sabar di kala cobaan menerpa.
 

Kasih sayangnya kepada Nabi Musa AS yang begitu besar

 


Mengenal Asiyah, Istri Fir'aun yang Soleha
sumber gambar muslimobsession.com

Pada saat itu, Fir’aun bermimpi bahwa kerajaannya itu akan runtuh sebab hadirnya seorang laki-laki yang berasal dari Bani Israil. Oleh sebab itu, ia memerintahkan untuk membunuh semua bayi laki-laki di kawasan Bani Israil. Ibu kandung Nabi Musa AS yaitu Yakabad mendapatkan petunjuk dari Allah agar bayinya tersebut dihanyutkan ke Sungai Nil guna menyelamatkan Nabi Musa atas ancaman Fir’aun yang tak berbiadab itu.

 

Baca juga :

Hukum Mencukur Alis MataObjek Wisata Sungai Telaga Putri Tujuh Warna, LIRIK LAGU SERTA ARTI MAKNA SUKU REJANG -BENGKULU, Ciri Kulit Alergi Kosmetik, Jangan Beli Produk Sembarangan Lagi Ya!


Dengan kekuasaan   Allah SWT, peti bayi Nabi Musa terdampar di mana tempat Asiyah dan Fir’aun berada. Istri Fira'un, Asiyah meminta persetujuan Fir'aun untuk menjadikannya sebagai anak angkat. Umtuk membuktikan kecintaannya kepada Asiyah yang begitu besar dan juga karena belum memiliki keturunan, maka permintaan Asiyah diterima. Hal ini tertuang dalam surat Al-Qashash ayat 9:

    “Dan berkatalah istri Fir’aun: (Ia) adalah penyejuk mata hati bagiku dan bagimu. Janganlah kamu membunuhnya, mudah-mudahan ia bermanfaat untuk kita atau kita ambil ia menjadi anak”, sedang mereka tiada menyadari.”

Pada suatu saat, Fir’aun sedang menggendong Nabi Musa AS namun tak disangka ia justru menarik janggutnya dengan begitu keras. Lantas, dia kesakitan dan beranggapan bahwa anak angkatnya itulah, seorang laki-laki yang akan menghancurkan kerajaannya. Istri Fira'un Asiyah mengatakan bahwa ia masih kecil tak mungkin melakukan perbuatan tersebut.

Dengan  mengembalikan kepercayaan Fir’aun kepada Nabi Musa, maka Asiyah menawarkan roti dan bara api pada Nabi Musa, atas Kuasa Allah beliau lebih memilih bara api dan memasukkannya ke dalam mulutnya, segeralah, Asiyah menolong anak angkatnya itu sembari memeluknya, sekaligus meyakinkan Fir’aun atas peristiwa yang telah terjadi.

Ia dengan penuh kasih sayang merawat Nabi Musa dan juga senantiasa memberikan perlindungan terhadap keberadaan Nabi Musa di tengah kezaliman istana Fir’aun.
 

Kisah hidupnya yang berakhir tragis, namun berbalas surga


Ketika Masyita pelayan Fir’aun ketahuan tidak beriman kepadanya melainkan hanya kepada Allah. Akhirnya, ia juga mengetahui bahwa Asiyah juga tidak beriman kepadanya.  Raja Fir’aun sangat murka saat mendengarnya, dia memerintahkan agar istri kesayangannya itu disiksa dengan pedih supaya ia mau mengakui bahwa Tuhannya adalah Fir’aun seorang, tetapi Asiyah menolaknya dan tetap teguh berdoa kepada Allah, sebagaimana tertuang dalam surat At-Tahrim ayat 11:

    “Dan Allah membuat istri Firaun perumpaan bagi orang-orang yang beriman, ketika ia berkata: Ya Tuhanku, bangunkanlah untukku sebuah rumah di sisi-Mu dalam surga firdaus, dan selamatkanlah aku dari Firaun dan perbuatannya dan selamatkanlah aku dari kaum yang zhalim.”

Lalu, pengabdian wanita mulia ini pada Allah SWT berakhir sudah, Asiyah telah membuktikan ketaatannya kepada Allah yang merupakan sebuah bentuk pengorbanan yang sangat total dalam mentauhidkan Tuhan-Nya.
Kisah kehidupan Asiyah yang menjadi suri tauladan bagi kita semua dalam hal beribadah kepada Allah SWT untuk menjalankan segala macam perintahnya dan meninggalkan larangannya yang dilakukan secara benar dan ikhlas tanpa adanya keluhan sedikit pun.