Cerita Asli "Layangan Putus" Karya Mommy ASF, Tamparan Keras Buat Para Suami

 

Cerita Asli "Layangan Putus" Karya Mommy ASF, Tamparan Keras Buat Para Suami
sumber gambar m.kaskus.co.id

 

NIKEKUKO.COM -   Serial Layangan Putus  menjadi sorotan publik lantaran banyak penonton yang hanyut dalam alur ceritanya. Tahukah kamu bahwa serial bertemakan perselingkuhan tersebut diangkat dari cerita curhatan istri bernama Mommy Asf? Simak cerita asli Layangan Putus karya Mommy Asf    berikut.

Menjadi pembahasan di berbagai media sosial dalam beberapa pekan terakhir. Serial web yang dibintangi Reza Rahadian, Putri Marino, dan Anya Geraldine itu sukses menyedot emosi penonton hingga mengangkat pembahasan soal pernikahan hingga perselingkuhan di media sosial.

Dalam cerita asli Layangan Putus karya Mommy Asf, ia menceritakan kandasnya rumah tangganya lantaran sang suami berselingkuh. Bahkan, sang suami mengajak teman wanitanya ke Cappaddocia, tempat yang sangat ingin ia kunjungi.

Layangan Putus bermula dari tulisan curhat di media sosial pada 2019. Tulisan yang diunggah pemilik akun Facebook bernama Mommy ASF itu lalu viral dan menyedot perhatian banyak netizen.

Tulisan itu mengisahkan seorang istri yang memiliki suami yang dikenal sangat religius. Mereka telah menikah selama delapan tahun dan dikaruniai lima anak. Namun, anak bungsu mereka meninggal saat berusia 4 bulan.

Rumah tangga yang dibangun sejak 2011 itu mengalami masalah sejak Februari 2018. Suaminya tiba-tiba menghilang. Setelah 12 hari, suaminya akhirnya pulang. Namun, ia tidak memberikan penjelasan maupun permintaan maaf kepada istrinya.

Setahun kemudian, Mommy ASF menemukan bukti suaminya telah menikah lagi dan berbulan madu di Turki, tepatnya di Cappadocia yang merupakan tempat impiannya.

Mommy ASF yang tak terima dikhianati lalu menggugat cerai suaminya. Rumah tangga mereka resmi berakhir pada 19 September 2019.

Setelah viral, Mommy ASF menghapus unggahannya tersebut dari Facebook. Namun, ia tidak mengungkapkan alasan menghapus unggahan tersebut.

Pada akhir 2020, Mommy ASF alias Eca Prasetya menerbitkan novel Layangan Putus. Novel ini menceritakan kehidupan rumah tangga Aris dan Kinan yang diterpa permasalahan orang ketiga.

Kesuksesan novel Layangan Putus membuat rumah produksi MD Entertainment tertarik untuk mengangkatnya menjadi serial.

Pada 26 November 2021, serial Layangan Putus tayang perdana di layanan streaming WeTV. Sejak penayangan perdananya, serial ini menjadi bahan pembahasan penonton Indonesia hingga sering hilir mudik di media sosial seperti TikTok dan Twitter.

Tak hanya dibumbui dengan kisah penuh intrik dan romansa, serial Layangan Putus juga menampilkan kualitas akting deretan pemain ternama di Indonesia, seperti Reza Rahadian dan Putri Marino.

Layangan Putus juga kerap disebut sebagai The World of the Married versi Indonesia karena memiliki tema yang sama yaitu perselingkuhan di sebuah rumah tangga yang semula bahagia.
Serial Layangan Putus mengisahkan kehidupan rumah tangga Aris (Reza Rahadian) dan Kinan (Putri Marino). Mereka telah dikarunia seorang putri bernama Raya dan sedang menantikan kehadiran anak kedua.


Aris yang semula sangat romantis perlahan mulai berubah. Aris sering terlambat pulang kerja dan jarang memberi kabar kepada Kinan. Hal itu membuat Kinan mulai curiga terhadap perilaku suaminya.

Suatu hari, Aris meminta izin kepada Kinan untuk bekerja di luar kota beberapa hari. Kinan kemudian mengizinkannya pergi.

Namun, saat Aris pergi, asisten rumah tangga mereka menemukan anting dari kantong jas Aris. Kinan kaget karena ia tidak memiliki anting seperti itu.

Serial Layangan Putus disutradarai Benni Setiawan. Sebelumnya, ia mengarahkan beberapa film, seperti Bukan Cinta Biasa, Cinta 2 Hati, 3 Hati Dua Dunia, Satu Cinta, serta Twivortiare.

Baca juga :  Tipe Orang, Tak Baik Jadi Tempat Curhat 

 

Cerita Asli Layangan Putus Karya Mommy Asf

Lembar putusan Pengadilan Agama mengenai perceraian sudah kuterima. Aku hela nafas panjang. Lega, sedih, sesak, bercampur di setiap hembusan nafas. Aku baca lagi berulang.
19 September 2019

“Alhamdulillah,” batinku, berusaha menyempatkan untuk bersyukur dalam setiap keadaan.Resmi sudah aku sendirian. Aku yang bertanggung jawab atas diriku sendiri, dan menanggung segala keputusan kedepan.

Seperti kehilangan satu kaki, aku berusaha tetap tegak melangkah. Pun selama setahun setengah menjalani poligami, yang aku rasakan memang kakiku sudah sakit sebelah. Ibarat dalam sisi medis, saran terbaiknya adalah mengamputasi kaki yang sudah luka dan membusuk. Sebelum menjalar menyakiti organ lainya.

Tin tiiin tiiiin

Klakson mobil dibelakang mengagetkanku, aku sadar dan memacu mobilku menuju rumah.Aku bergegas mandi sesampainya dirumah. Jarang aku berlama lama di kamar mandi. Tapi, kali ini, aku betah berdiri dibawah kucuran air.

****

12 Februari 2018

Selesai subuh, aku mencari suami, ingin menggodanya. Semalam, ia tak masuk kamar melihatku, atau sebenarnya dia sudah melakukannya, saat aku tertidur lelap.Kubuka kamarnya, sepi.

“Oh, mungkin belum pulang sholat subuh dari mushola,” batinku. Tapi, terlihat kamar masih rapi. Selimut terlipat, bantal dan guling masih tersusun. Tidak terlihat kasur yang habis ditiduri.

Aku bingung, suamiku tidak izin menginap di kantor. Kuambil ponsel dan menghubunginya. Tersambung, tapi tidak ada jawaban. Kuulangi hingga berkali-kali. Nihil.

Kulihat jam sudah menunjukan pukul 6 pagi, langit sudah terang, gak mungkin dia di mushola selama ini. Aku mulai jengkel, kutelepon supir kantor. Kucecar Selamet dengan pertanyaan.

“Lho Mba, sampeyan kan, istrinya! Moso mas Arif ga ada ngabarin?” jawab Selamet kaget.
“Kemana dia?”

“Ga tau aku mba! Cuma nganter ke bandara tok wingi….”

Reflek kuperiksa brankas mini yang terletak dilemari. Pasportnya tidak ada. Berbagai pikiran berkecamuk di kepalaku. Aku duduk dikamarnya mencari pentunjuk.

Semenjak anak keduaku lahir, memang suami lebih nyaman tidur dikamar ini. Kecil tapi tenang baginya, tidak terganggu suara tangis bayi.

Setiap pulang kantor seringnya malam hari, rutinitas kami adalah bercengkrama di ruang tv sampai lelah. Dia terkadang mengajakku bercerita di kamar ini sampai terlelap. Kemuadian aku pindah ke kamar utama kami, karena di sanalah anak anak kami tidur. Arya masih sering terbangun tengah malam berteriak mencariku, minta dipeluk.

Kusadari kameranya tidak ada. Kemarin, dia memang pamit akan pemotretan untuk liputan motor BMW, karena itu, koper cabinnya yang berisi kamera dibawa serta.

Tak ada pikiran aneh Aku percaya semua kalimat suamiku. Tapi, kenapa dia pergi tidak jujur padaku! Kemana dia?

Aku ingat lagi, kemarin tidak ada yang aneh, tidak ada yang salah. Sebelum dia pergi dari rumah, kami bercumbu mesraaaa sekali. Hubungan kami bahkan sedang hangat hangatnya. Dia sering menggodaku belakangan ini. Dan aku sedang hobi mengumpulkan lingerie untuk menyenangkannya.

Kami sedang semangat berolahraga agar lebih fit. Sehingga Ranjang kami hidup sekali. Terlebih lagi, aku sangat percaya dia. Dia pemilik channel dakwah di youtube.

Mas Arif paham, menyentuh lawan jenis adalah haram baginya. Bahkan, menundukan pandangan terhadap wanita non mahrom adalah kewajiban. Aku percaya betul suamiku.Tapi, kemana dia?

*****

24 Februari 2018

Hatiku berdebar menjemput suamiku dibandara. Akhirnya, setelah 12 hari pencarian, dia mengabarkan akan pulang. Mas Arif memintaku menunggu dirumah. Tapi rasa khawatirku memuncak sudah. Aku tidak bisa duduk manis menunggunya di rumah. Segera kupacu mobil menuju bandara.

Teringat, 10 hari lalu, aku penuh kebingungan mencarinya, semua kemungkinan berkecamuk di kepalaku. Apakah ia pergi dari rumah tanpa kabar untuk jihad? Apakah ia ke timur tengah?

Karena salah satu ustadz kenalan kami ada yang pernah mengajaknya meliput ke Suriah saat itu. Misinya untuk membuka mata dunia bahwa Suriah butuh pertolongan.

 

Baca juga : Bidadari Surga Tercipta dari Bunga Zafaraan

 

Kutangisi niatnya saat itu. Aku tak rela dia pergi ke timur tengah. Karena itukah, dia saat ini pergi tanpa pamit? Atau apakah dia bermasalah dengan pihak bea cukai dan kemudian ditahan?

Atau dia sedang terancam bahaya? Diculik dan diancam pihak lawan bisnis? Aku tak yakin dengan semua firasat tentang kepergiannya. Yang ada hanya kecemasan yang luar biasa.

Sepuluh hari lalu akhirnya teleponku diangkat olehnya.

“Mbi aku titip anak anak” ujarnya buru buru.

“Kamu mau kemana? Kamu mau kemanaaa?” cecarku.

“Aku di Jakarta!

“Mas, pergi dulu. Kamu di rumah baik-baik sama anak anak ya. Aku titip anak anak ya, Mbi. I love you.”

bip bip bip… terputus.

Tidur ku tak tenang. Makanku tak nyaman. Duniaku berhenti berputar. Aku terus bertanya kemana? Dimana? Kenapa bisa dia pergi? Apa yang disembunyikan dariku?

Rekan kerjanya kudatangi untuk mencari info, nihil. Kerabat yang berposisi AKBP, kupinta bantuan melacak nomor gawainya, gagal.

Nomor terdeteksi di daerah pelosok jawa tengah. Namun, kerabatku menyatakan bahwa pelacakan satelit belum tentu akurat. Hingga Kucari hacker untuk menemukannya, tapi tetap tak ada hasil.

[Mbi, sehaaat? Kamu harus sehat ya Sayang. Anak anak tadi nonton black panther, rindu kamu banget] isi pesanku.

Mbi adalah panggilan sayang kami. Aku lupa apa yang menyebabkan kami saling memanggil Mbi. Mungkin dari baby kemudian beralih menjadi Mbi.

Hanya muncul centang satu, tak lama centang dua, tapi tak pernah centang itu berubah warna menjadi biru. Pertanda tidak dibaca. Kukirimi mas Arif foto dan voice note suara anak anak. Tak ada respon.

[Mbi, aku ga tau kamu dimana, sedang apa, aku salah apa? Mbii, aku janji akan sering masak, pulang ya, Mbi]

[Aku kebangun kepikiran kamu, dimana kamu, Mas?]

Seperti biasa, pesanku hanya centang satu, beberapa menit kemudian centang dua tapi, tak pernah menjadi biru.

[Mbii, aku ke Jakarta sekarang! Aku tak peduli jika harus hilang disana! Aku akan mencari mu sampai ketemu!] Pesanku.

Kemudian dibalas.

[Jangan sayang, batalkan kepergianmu ke Jakarta. Aku akan pulang besok!]

[Kapan?] balasku singkat.

[Besok malam, Sayang. Tunggu aku ya!]

Kutelepon dia, masih tak diangkat. Lalu kuhujani mas Arif dengan pesan singkat.

[Kirim tiket mu!] kukirim berulang pesan itu hingga dia merespon.

[Citilink 24/2, jam 17.00. Tunggulah di rumah! Isya nanti, aku sudah di rumah, Mbi] jawawabnya.

***

Suasana hening di mobil. Dia menyetir dan aku duduk dikursi penumpang menatap jalan, tapi pikiranku entah kemana.
“Mau makan?”

“Kamu darimana?” jawabku

“Ok. Kita bicara di rumah, ya.”

Setiap dia membuka percakapan aku terus menjawabnya dengan kalimat yang sama.

“kamu darimana?”

Dia ganteng sekali, rapi, bersih dan wangi. Suamiku memang cenderung metroseksual, dia sangat peduli akan penampilan. Tapi, bukan itu yang menbuatku jatuh cinta. Bukan fisik bukan pula harta.

Teringat saat pertama kami merintis usaha ini, aku membantunya berjualan kartu perdana seluler kepada para bule di kuta, sambil kuliah. Menjajakan pulsa dan menyewakan handphone kepada para turis. Mas Arif yang mengajari aku untuk tangguh, mengenalkan arti kerja keras.

Romantisme muncul saat uang kami tersisa sepuluh ribu. Mas Arif membeli dua bungkus nasi jinggo, masing masing seharga empat ribu. saat dimakan ternyata sudah basi.

Mas Arif tampak kecewa tidak bisa memberiku makanan yang layak. Sisa uang dua ribu, dibelikan gorengan untukku. Itulah, satu satunya makanan yang masuk keperutku. Aku terenyuh sekali.

Romantis!

***Mobil kami memasuki rumah. Anak anak menyambut dan memeluknya. Mereka rindu sekali. Selesai bermain, Arif bergegas mandi. Dan aku menidurkan anak anak. Setelah mereka terlelap aku duduk diruang tv menanti jawaban dari berbagai pertanyaan belasan hari belakangan ini.

***

27 Februari 2019

Tanganku lancang membuka handphone Arif. Setelah pengakuannya yang lalu, aku masih belum berdamai dengan diriku. Perasaan hancurku membuat enggan membahas atau bertanya lebih jauh.

Aku memilih mencari tahu dengan tanganku sendiri. Pun Arif, terkadang sosok yang dingin. Tidak sedikitpun dia berusaha mengajakku bicara, meminta maaf atau menenangkanku.

Ponselnya disembunyikan di atas rak buku. Tak sadar air mataku mengalir. Kutemui ratusan foto mereka. Hatiku tersayat … ngilu. Aku dalam kecemasan yang amat sangat saat ia menghilang selama 12 hari.

Tapi mas Arif tidak hilang. Dia hanya honeymoon di Cappadocia. Kota impianku.

Aku memang sudah pernah pergi ke Turki saat menunaikan ibadah umroh, bersamanya. Tapi, kali itu kami tidak menyentuh Cappadocia.

Betapa remuknya hatiku melihat dia sudah pergi kesana lebih dulu dengan istrinya yang baru. Istri muda yang baru 12 hari dinikahinya.

Aku tak kenal perempuan itu. Aku tak pernah bertemu perempuan itu. Yang kutahu dari suamiku, wanita itu cantik dan muda.

Ya Rabb… Ampuni aku.

***

19 September 2019

Selesai mandi, aku segera berpakaian. Ini mandi ke 5 ku hari ini. Entah karena gerah atau karena kebutuhanku saat ini. Menyenangkan sekali berada dibawah kucuran air. Airmataku bias dengan jatuhnya air yang menyentuh wajah.

Seperti di pijat, kutengadahkan wajahku menghadap shower. Mata, pipi, dan dahi terkena pancuran air terasa yaman sekali.

Aku sudah segar, rapi dan wangi. Melangkah menuju kamar tidur, kulihat jam dinding sudah menunjukan angka sebelas malam. Anak anak tersusun rapi terpejam dikasur.

Bukan saatnya tumbang, aku bukan layangan putus yang tak tentu arah. PR ku masih banyak, keempat anak ini punya masa depan yang indah. Aku percayakan semua pada penopangku Alloh sang Maha Baik.
 

Baca juga : Nasehat Malaikat Jibril, Untuk Manusia

 

Jauh dilubuk hati, doaku untuk mantan suami. Aku tidak mampu lagi menunaikan kewajiban sebagai seorang isteri untuknya.

Dia resmi bukan milikku sekarang, kulepaskan segala memori perjuangan cinta kami yang dulu.

Aku sudah tidak terikat sebagai istrinya. Semoga ia diberi kesehatan, kelancaran dalam segala urusan. Bukan saatnya memaki. Sampai kapan pun, Aku tak boleh bermusuhan.

Dia adalah ayah anak anakku. Kuselipkan namanya dalam doa doaku.

Itulah cerita asli Layangan Putus karya Mommy Asf.